tirto.id - Ketua Harian Golkar Nurdin Halid membantah dirinya memiliki ambisi untuk menggantikan Setya Novanto (Setnov) sebagai ketua umum. Meskipun, menurutnya, sesuai hierarki organisasi ketua harian yang bisa menggantikan ketua umum.
Pasalnya, Nurdin mengaku tengah fokus dalam pencalonannya sebagai gubernur di Pilkada Sulawesi Selatan 2018 mendatang. "Karena saya ingin konsentrasi [cagub] di Makassar," kata Nurdin di DPP Golkar, Kamis (28/9/2017).
Nurdin berpendapat, Setya Novanto memiliki wewenang untuk menolak atau menerima penonaktifan dirinya. Apabila menerima, maka Novanto pun berwenang menunjuk sendiri penggantinya sebagai ketua umum Partai Golkar.
"Tapi kalau ketua umum tidak menggunakan haknya, kemudian DPP sudah memandang perlu ada Plt, DPP juga bisa mengambil keputusan," kata Nurdin.
Nurdin sendiri bersama dengan Sekjen Golkar Idrus Marham mendapat amanat pleno Golkar untuk menyampaikan hasil rekomendasi tersebut ke Novanto.
Baca: Yorrys Sebut Pengurus Daerah Golkar Setuju Novanto Diganti
Namun, Nurdin mengaku belum bertemu Novanto. Sehingga, dirinya belum mengetahui respons dari Novanto atas rekomendasi tersebut.
"Baru sekjen [Idrus Marham] yang bertemu," kata Nurdin.
Terkait hasil pertemuan Idrus dan Novanto, Nurdin pun enggan menjelaskan. Menurutnya, itu kewenangan Idrus untuk menyampaikannya sendiri.
"Tanya saja ke Sekjen," kata Nurdin.
Perlu diketahui, hari ini sedianya Golkar menyelenggarakan rapat pleno untuk mendengarkan jawaban dari Setya Novanto. Namun, rapat tersebut ditunda sampai besok, Jumat (29/9).
"Tidak ada alasan mendasar. Hanya rekomendasi sekjen," kata Nurdin.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Alexander Haryanto