tirto.id - Rencana aksi yang akan dilakukan 11 Februari 2017 (112) oleh kelompok-kelompok yang mengatasnamakan umat Islam dinilai sebagai upaya memelihara sentimen sektarian. Hal itu dipaparkan aktivis Nahdlatul Ulama Syafiq Alielha.
"Saya mencurigai aksi ini untuk memelihara sentimen. Ada banyak kelompok dalam aksi ini yang mengidap sentimen sektarian," ujar Syafiq dalam diskusi publik bertajuk Merawat Keindonesiaan dengan subtema Aksi 112 dan Kuda Troya Demokrasi, yang diselenggarakan Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) di Jakarta, Rabu (8/2/2017).
Seperti diberitakan sebelumnya, ada kelompok yang berencana menggelar aksi damai kembali pada tanggal 11 Februari 2017 atau sehari menjelang masa tenang Pilkada serentak 2017.
Dilansir dari Antara, Syafiq menekankan kelompok-kelompok yang berencana menyelenggarakan aksi ini, sebelumnya menuntut dilakukan proses peradilan terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang dituding menistakan agama melalui aksi besar di Monas. Namun ketika proses peradilan telah dilakukan, aksi tetap terus digelar.
"Jadi saya menduga ini upaya memelihara sentimen sektarian. Karena kelompok-kelompok seperti ini eksistensi politiknya hanya akan menguat apabila sentimen sektarian juga menguat," jelas dia.
Lebih jauh Syafiq menekankan apabila tujuan kelompok tersebut melakukan aksi guna mempengaruhi proses pengadilan, maka hal tersebut juga tidak bisa dibenarkan.
"Ini tantangan kita, bagaimana menghadapi kelompok-kelompok ini yang sejak awal era reformasi marak," kata dia.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari