Menuju konten utama

Neraca Perdagangan Indonesia 2016 Surplus $8,78 Miliar

Neraca perdagangan Indonesia pada 2016 alami surplus $8,78 miliar, meskipun total nilai ekspor masih lebih rendah dibandingkan catatan tahun 2015

Neraca Perdagangan Indonesia 2016 Surplus $8,78 Miliar
Suasana bongkar muat pelabuhan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (18/10). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Neraca Perdagangan Indonesia sepanjang 2016 mengalami surplus $8,78 Miliar. Jumlah itu lebih tinggi dari surplus 2015 lalu yang hanya $7,67 miliar.

Meskipun demikian, nilai total ekspor Indonesia pada 2016 masih lebih rendah ketimbang kondisi pada 2015.

"Secara kumulatif, nilai ekspor Januari-Desember 2016 mencapai $144,43 miliar. Namun, dibanding kondisi periode sebelumnya (2015) ekspor kita menurun (3,95 persen), ini berarti belum pulih," kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, pada Senin (16/1/2017) seperti dikutip Antara.

BPS mencatat ekspor nonmigas selama 2016, yang mencapai $131,35 miliar, juga menurun 0,34 persen dibandingkan 2015 lalu.

Berdasarkan sektornya, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan selama 2016 naik 1,07 persen dibanding pada 2015. Namun, nilai ekspor hasil pertanian selama 2016 menurun 7,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ekspor hasil tambang dan lainnya juga merosot 6,75 persen dibandingkan pada 2015.

Sedangkan berdasarkan provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar selama 2016 berasal dari Jawa Barat, yakni senilai $25,73 miliar atau 17,81 persen dari total ekspor nasional. Posisi kedua diduduki ekspor asal Jawa Timur, yaitu $18,36 miliar atau 12,71 persen dari total ekspor Indonesia. Dan posisi ketiga ialah ekspor asal Kalimantan Timur yang senilai $13,95 miliar atau 9,66 persen dari total.

Akan tetapi, penurunan itu diimbangi dengan berkurangnya angka kumulatif impor nasional di 2016 sebesar 4,94 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai total impor di 2016 mencapai $135,65 miliar.

BPS mencatat nilai kumulatif impor migas selama 2016, yang mencapai $18,72 miliar, turun 23,92 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan nilai impor nonmigas juga menurun 0,98 persen dibandingkan 2015 sehingga menjadi senilai $116,93 miliar.

Tiga negara asal barang impor nonmigas terbesar selama 2016 ialah Cina, Jepang dan Thailand. Nilai impor dari Cina, yakni $30,69 miliar atau 26,24 persen dari total impor nasional. Sementara impor dari Jepang sebesar $12,97 miliar atau 11,09 persen. Sedangkan impor dari Thailand, sebanyak $8,60 miliar atau 7,36 persen. Sebagai catatan, impor nonmigas Indonesia dari kawasan ASEAN mencapai 21,46 persen. Sementara dari Uni Eropa 9,11 persen.

Sementara itu, nilai impor golongan bahan baku dan barang modal selama 2016 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing sebesar 5,73 persen dan 9,64 persen. Sebaliknya impor golongan barang konsumsi meningkat 13,54 persen.

Ekspor dan Impor Meningkat di Akhir Tahun

Pada Desember 2016, berdasar data BPS, nilai total ekspor Indonesia tercatat $13,77 miliar. Jumlah ini naik 1,99 persen dari bulan sebelumnya dan lebih tinggi 15,57 persen dari Desember 2015.

Sementara ekspor non-migas pada Desember 2016 mencapai $12,54 miliar. Angka itu naik 1,13 persen dibanding bulan sebelumnya. Bila dibandingkan kondisi Desember 2015, nilai tersebut naik 18,11 persen.

Ekspor nonmigas pada Desember 2016 paling banyak ditujukan ke Cina yang senilai $1,86 miliar. Kedua, ekspor ke Amerika Serikat sebesar $1,46 miliar, dan ke Jepang $1,24 miliar. Sementara ekspor ke 28 negara anggota Uni Eropa nilai totalnya $1,43 miliar dolar AS.

Di masa yang sama, ekspor migas juga meningkat. Nilai ekspor migas naik 11,66 persen dari $1,103 miliar menjadi $1,231 miliar. Jumlah ini mendapatkan sumbangan dari peningkatan ekspor minyak mentah sebesar 10,67 persen, ekspor hasil minyak 30,69 persen dan ekspor gas 10,18 persen.

Sementara itu, pada Desember 2016, nilai total impor Indonesia mencapai $12,78 miliar atau naik 0,88 persen dibandingkan November 2016. Angka itu meningkat 5,82 persen dibandingkan dengan Desember 2015.

Impor nonmigas selama Desember 2016 tercatat mencapai $11,09 miliar, naik 1,35 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan meningkat 7,91 persen dibanding Desember 2015. Sedangkan impor migas selama Desember 2016 mencapai $1,69 miliar. Nilai itu turun 2,13 persen jika dibandingkan November 2016 dan merosot 6,15 persen dibandingkan dengan Desember 2015.

Dengan demikian, selama Desember 2016, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus senilai $990 juta. Pencapaian ini lebih baik dari catatan surplus pada November 2016 yang hanya $840 juta.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyatakan optimistis defisit transaksi berjalan sepanjang 2016 akan menyusut menjadi 1,8 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Artinya defisit 2016 ini akan lebih baik dibandingkan pada 2015, yakni 2,06 persen dari PDB.

Menurut dia faktor utama yang menurunkan nilai defisit transaksi berjalan adalah neraca perdagangan yang terus mencatat surplus.

Baca juga artikel terkait EKSPOR atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Hard news
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom