tirto.id - Elis Artianti (52) berkendara dari Depok Tengah menuju Kolam Renang Tirta Gupti yang berada di kawasan Divisi 1 Kostrad Cilodong, Depok, Jawa Barat. Ia mengajak anak dan cucunya untuk menikmati masa liburan sekolah dan lebaran.
Elis menuturkan lokasi tersebut menjadi destinasi wisata favoritnya sejak lama.
"Tujuan utama ke sini untuk berenang. Tapi selain itu, sambil lihat-lihat binatang. Kan, di sini enak ada binatangnya," ujar Elis kepada reporter Tirto, Selasa (11/6/2019).
Kolam Renang Tirta Gupti memang bukan sekedar wahana air. Tak jauh dari sana ada kebun binatang mini yang memiliki beberapa koleksi binatang. Di sana terdapat lima kandang yang dihuni oleh 4 Monyet, 1 Buaya, 3 Burung Kasuari, dan 1 Ular.
Anak dan cucu Elis terlihat mondar-mandir di antara kandang burung kasuari dan kandang ular yang jaraknya bersebelahan. "Enak saja di sini. Dekat dari rumah. Kalau sudah selesai berenang. Bisa lihat binatang-binatang," ujar Elis.
Namun, Elis mempersoalkan kondisi kandang-kandang hewan yang kurang bersih dan banyak lalat.
"Kebersihannya sih lumayan kotor. Banyak laler, tapi namanya hewan, dia buang air di situ juga, laler pasti berdatangan," kata dia.
Meski begitu, ia tak khawatir anak dan cucunya yang masih balita mendekati kandang-kandang tersebut. Ia menilai kondisi kandangnya sudah aman meski tak ada petugas yang berjaga.
"Aman sih kayaknya buat anak-anak," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Muhamad Zakaria (30), pengunjung yang berasal dari Tapos, Bogor, Jawa Barat. Ia datang bersama istri dan kedua anaknya.
Zakaria mengatakan kawasan Kostrad Cilodong jadi pilihan lantaran bisa mendapat dua wahana hiburan sekaligus, yakni kolam renang dan kebun binatang mini.
"Sayangnya di sini [sekitar kandang] tidak ada penjaga. Saya jadi bingung ini binatang apa, asalnya dari mana. Mau kasih tahu anak-anak jadi susah," ujarnya kepada reporter Tirto.
Menurut Zakaria, jika tidak ada penjaga setidaknya diberikan papan informasi mengenai asal-usul binatang tersebut.
Zakaria juga mempersoalkan kebersihan di kebun binatang mini. Selain kotor, kata dia, jumlah tempat sampah yang tersedia di lokasi juga terbatas.
"Pengunjungnya kurang bisa menjaga kebersihan. Tadi ada yang habis makan mie buangnya sembarangan," ujarnya.
Kondisi kebun binatang mini di kawasan Divisi 1 Kostrad Cilodong yang kotor dan banyak sampah juga ramai diperbincangkan di media sosial.
"Lokasi: Kolam Renang Kostrad Cilodong, Depok, Jawa Barat. Keadaannya sudah sangat tidak layak, dan ini terbuka untuk umum. Apa ada tindakan yg bisa dilakukan? Guys, what should we do about this?," tulis akun @halocilukba berserta foto-foto pada Senin (10/6/2019).
Foto-foto kandang beberapa hewan yang kotor dan banyak sampah ramai diperbicangkan di Twitter diambil pada Minggu (11/6/2019). Postingan tersebut di-retweets lebih dari 2.700 warganet dan disukai lebih dari 5 ribu warganet.
Namun, saat reporter Tirto mengunjungi lokasi tersebut pada Selasa (11/6/2019), kondisinya sudah berbeda. Tak ada lagi kandang-kandang yang penuh sampah plastik kemasan makanan ringan, mie instan serta botol minuman sebagaimana diperbincangkan di Twitter.
Tidak Layak
Menanggapi itu, Koordinator Movement to End Animal Circuses, Marison Guciano mengatakan kondisi kandang di kebun binatang mini di kawasan Divisi 1 Kostrad Cilodong tidak layak. Ia beralasan kondisi kandang tidak mendekati habitat asli dari satwa tersebut.
"Harusnya dibuat miniatur habitatnya. Paling tidak mendekati habitat aslinya," ujar Marison kepada reporter Tirto, Selasa (11/6/2019).
Marison mengatakan jika kandang binatang tidak diciptakan seperti habitatnya, maka akan berpotensi membuat binatang tersebut stres dan gila.
"Yang perlu diperhatikan dari satwa-satwa itu bukan hanya makanan. Kebutuhan satwa untuk berprilaku secara alami. Jangan dikira pihak mini zoo sudah memberikan makanan banyak-banyak ke satwa, lalu satwa dibilang sehat," ujarnya.
Kepala Penerangan Kostrad Kolonel Inf Adhi Giri Ibrahim tidak menampik kabar viralnya kebersihan kebun binatang mini. Ia berdalih kondisi kandang yang kotor dan banyak sampah terjadi lantaran jumlah pengunjung yang membludak dan kurangnya petugas yang berjaga.
"Kemungkinan pengawasan yang kurang dari petugas. Kebetulan sebagian sedang izin cuti," ujar Adhi ketika dihubungi reporter Tirto, Selasa (11/6/2019).
Adhi menuturkan kondisi tersebut membuat situasi menjadi tak terkendali, sehingga tak sedikit pengunjung yang memberi makanan kepada binatang yang ada di dalam kebun binatang mini tersebut.
"Sekarang sudah diberihkan kembali dan diberi papan peringatan yang lebih jelas," ujarnya.
Ia juga menyampaikan nasib binatang-binatang tersebut sedang dipertimbangkan apakah akan tetap dipelihara di kebun binatang mini atau dipindahkan ke tempat lain. Ia mengatakan lembaganya tengah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat.
"Apakah diperkenankan tetap dipelihara di sana sebagai sarana edukasi bagi anak-anak atau diserahkan ke kebun binatang atau balai," pungkasnya.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Gilang Ramadhan