tirto.id - Kiper muda Borneo FC yang performanya mencuri perhatian sepanjang gelaran Liga 1 2018, Nadeo Argawinata akhirnya mendapat panggilan dari pelatih Indra Sjafri untuk ikut pemusatan latihan Timnas U-22 Indonesia. Pemusatan latihan yang berlangsung di Lapangan ABC, Senayan itu diselengarakan sebagai persiapan menuju Piala AFF U-22 2019.
Meski relatif baru dibanding nama-nama yang jadi langganan Timnas lainnya, Nadeo mengaku tak minder. Ia siap bersaing dengan sejumlah penjaga gawang tangguh lain yang sudah bergabung ke pemusatan latihan sebelumnya.
"Seperti pemain yang lain, pasti saya bersyukur. Intinya saya bukan untuk menggantikan Hilman [pemain yang dicoret], karena Coach Indra [Sjafri] kemarin juga sudah bilang memilih yang terbaik dari yang terbaik, bukan berarti yang kemarin jelek," kata Nadeo seperti diwartakan antara.
Nadeo sempat jadi sorotan karena berhasil merebut posisi Muhammad Ridho sebagai kiper andalan Borneo FC di Liga 1 2018. Ia tampil sebanyak 19 kali dalam kompetisi tersebut, dengan capaian tiga cleansheet.
Di skuat bayangan Timnas U-22, pesaing Nadeo untuk posisi penjaga gawang pun bukan nama-nama sembarangan. Di antaranya ada eks kiper Timnas U-19, Muhammad Riyandi dan Satria Tama, serta penjaga gawang yang juga membela Timnas Senior Indonesia pada Piala AFF 2018, Awan Setho Raharjo.
"Ada Awan, Riyandi, Satria Tama, saya tahu semua pasti tahu mereka, karena pengalaman mereka sudah banyak dan tinggi, tapi saya tidak minder. Kembali pada penilaian pelatih lagi bagaimana akhirnya," pungkas Nadeo.
Di lain pihak, penjaga gawang lain, Satria Tama menanggapi kedatangan Nadeo dengan pandangan positif. Menurutnya, di Timnas U-22 tidak ada persaingan individu karena semua ingin membawa Tim Garuda juara. Hanya saja, tak dapat dipungkiri jika pada pos penjaga gawang perebutan tempat utama akan berjalan sengit.
"Kalau saya bilangnya bukan persaingan. Tapi pasti yang menentukan semua pelatih. Yang penting di sini kita belajar bareng, menunjukan kualitas masing-masing. Kalau ada yang kurang sama-sama membenarkan," ungkap Satria Tama.
Editor: Herdanang Ahmad Fauzan