Menuju konten utama

Muncul Kematian, Blue Whale Challenge Jadi Momok Orang Tua

Remaja yang rentan terdorong untuk mengambil nyawanya sendiri dengan mengikuti serangkaian tantangan permainan online bernama Blue Whale.

Muncul Kematian, Blue Whale Challenge Jadi Momok Orang Tua
Ilustrasi. Bunuh diri dan apresiasi. Foto/iStock

tirto.id - Sejumlah orang tua yang khawatir soal permainan Blue Whale telah saling berbagi nasihat melalui media sosial. Sebabnya, Blue Whale Challenge disinyalir berkaitan dengan ratusan kematian remaja di Rusia.

Blue Whale juga dikenal sebagai permainan bunuh diri yang diduga dijalankan oleh sebuah kelompok media sosial online di mana pemain didesak untuk menyelesaikan serangkaian tantangan selama periode 50 hari, sebelum kemudian diberitahu untuk bunuh diri.

"Setiap orang tua di luar sana atau siapa pun yang mengetahui anak-anaknya bermain game online yang disebut Blue Whale, tolong jauhkan anak-anak Anda dari permainan ini. Blue Whale memberi mereka 50 tantangan dan tantangan terakhir berupa perintah bunuh diri," demikian bunyi nasihat yang dibagikan di grup nasihat lewat media Whatsapp, seperti yang terlansir di Khaleej Times, Rabu (3/5/2017).

Ketika pesan itu dibagikan dengan orang tua dalam grup tersebut, banyak yang mengatakan permainan itu mengerikan dan menakutkan.

"Ada beberapa orang sakit di dunia ini," kata seorang ibu Inggris, sementara yang lain menambahkan bahwa berita tersebut telah dibagikan kepada orang tua di negara asalnya di Inggris.

"Sekolah sedang diperingatkan karena telah ada kasus yang didokumentasikan di Inggris. Ini sangat nyata, mengerikan, dan sangat menyedihkan mengetahui bahwa peristiwa ini terjadi di seluruh dunia dengan anak-anak kita yang rentan," katanya menambahkan.

Permainan Blue Whale diduga berasal dari Rusia, di mana lebih dari 100 kasus bunuh diri telah dikaitkan dengan permainan tersebut.

Kelompok online yang terkait dengan Blue Whale ini dikatakan memiliki ribuan anggota dan pelanggan di Facebook dan YouTube. Nama-nama anggotanya didominasi dari sejumlah negara seperti Rusia, Ukraina, Spanyol, Portugal, Prancis dan Inggris.

Meskipun pihak berwenang di Rusia masih menyelidiki hubungan antara kasus bunuh diri dari sejumlah remaja dan kelompok online tersebut, belum ada laporan terkonfirmasi mengenai hubungannya dengan Blue Whale.

Seperti dilansir dari BBC, dalam penyelidikannya, polisi tengah mencari tahu percakapan sebelumnya antara pengguna media sosial tersebut yang telah tewas dengan yang lainnya sehingga memungkinkan berpengaruh terhadap tindakan bunuh diri yang dilakukan.

Ada pula laporan tentang kasus bunuh diri yang sedang diselidiki di Ukraina, Kazakhstan, Rusia dan Kirgistan, dengan fokus pada hubungan dengan kelompok online terkait.

Hingga saat ini, belum ada laporan bahwa permainan Blue Whale beredar keluar beberapa negara yang disebutkan. Namun, para orang tua sudah mulai diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya terkait permainan ini.

Salah satu orang tua di Dubai, misalnya, mengatakan bahwa sekolah anak perempuannya mengirimkan sebuah surat peringatan kepada orang tua pada Senin (1/5/2017), mendesak mereka untuk ekstra hati-hati saat anak-anak mereka mengunduh aplikasi permainan.

Berdasarkan laporan yang beredar, Blue Whale awalnya menetapkan tantangan yang dimulai dengan menonton film horor psikedelik hingga menggores suatu gambar ke kulit mereka dengan benda tajam. Tantangan itu kemudian diakhiri dengan perintah untuk melakukan bunuh diri.

Dalam menyelesaikan setiap tantangan, pengguna didesak untuk mengirimkan bukti foto ke pembuat permainan sebagai bukti, atau jika tidak mereka akan mendapat ancaman.

Diperkirakan pencipta permainan berbasis aplikasi tersebut memangsa para remaja yang rentan sebelum meminta mereka mengunduh aplikasi dan menerima tantangannya. Setelah mengunduh permainan itu, ponsel pengguna akan diretas dan permainan tidak bisa dihapus. Artinya, si pembuat bisa mengakses semua informasi pemain hingga detail.

Baca juga artikel terkait BLUE WHALE CHALLENGE atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari