tirto.id - Kegiatan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Senin (16/5/2016) diwarnai aksi pengusiran terhadap panitia daerah yang dilakukan oleh panitia nasional.
Seorang panitia daerah, Anak Agung Amerta Jaya bersama puluhan rekan lainnya mengatakan, satuan tugas yang berjaga di pintu masuk arena Munaslub melarang panitia daerah masuk.
"Kami dilarang masuk oleh Satgas. Katanya sudah ada instruksi, selain peserta sidang dilarang masuk. Kata Satgas, ini sudah menjadi protap. Kami juga belum mengetahui apa alasannya. Padahal panitia daerah yang menyiapkan ini semua," ujarnya di BNCC.
Ia mengatakan, setelah sebelumnya sempat terjadi adu mulut dengan Satgas, pihaknya bersama puluhan panitia daerah, yang mempersiapkan acara itu, meninggalkan pintu masuk dan ingin pulang.
"Kami yang menyiapkan ini semua. Kenapa kita tidak boleh masuk ke Munaslub," katanya.
Ketika hendak meninggalkan area Munaslub, kata dia, pihaknya kemudian ditelepon oleh Koordinator Keamanan Gede Ariandi yang mengizinkan panitia daerah masuk.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Bali Ketut Sudikerta yang juga Koordinator Panitia Daerah Munaslub akhirnya menengahi persoalan itu.
Ia menjelaskan, seluruh panitia lokal bisa masuk. tetapi tidak boleh memasuki ruang sidang.
Hal tersebut, kata dia, sebagai bentuk penghormatan terhadap usaha dan jerih payah panitia yang selama ini sudah bekerja mempersiapkan acara Munaslub.
"Jangan dibesar-besarkan. Ini hanya miskomunikasi saja antara pihak Satgas dengan rekan-rekan panitia lokal," ujarnya.
Selang beberapa waktu, di luar arena juga terjadi keributan antara satgas dengan organisasi masyarakat yang bernaung di bawah Golkar.
Menurut laporan, keributan tersebut disebabkan oleh Organisasi Masyarakat (Ormas) yang ingin mengetahui jalannya Munaslub tetapi tidak dilengkapi dengan tanda pengenal (id card), sehingga petugas melarang mereka masuk dalam area kegiatan. Padahal ormas tersebut sudah menggunakan baju beratribut lengkap.
Sempat terjadi saling dorong antar-ormas, yakni Ormas Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) dengan Baladika Karya, namun berkat kesigapan aparat kepolisian, keributan bisa diredam.
Salah seorang peserta mengatakan, sejak dari awal Munaslub Golkar kali ini memang sudah ada tanda-tanda akan terjadinya gesekan. Hal tersebut dapat dilihat dari ada dua bentuk tanda pengenal, namun pihak Satgas tidak memahami, bahkan ada yang sudah mengenakan tanda pengenal berbentuk lembaran tapi tetap diusir.
"Ini artinya kegiatan semua luar biasa. Luar biasa dalam kepanitiaan daerah dan nasional yang tidak sinkron, sehingga memicu pengusiran atau melarang masuk areal Munaslub, padahal sudah mengenakan tanda pengenal yang dikeluarkan panitia," ujar seorang peserta.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Abdul Aziz