tirto.id - “Manusia modern adalah manusia-manusia yang teralienasi,” tulis Erich Fromm dalam bukunya, The Art of Loving. “Manusia modern mengubah diri menjadi komoditas dagang yang terasing dari dirinya sendiri, lingkungan sosial, serta hubungan-hubungan yang karib.”
Kerja-kerja-kerja dan segala yang mengiringinya, terutama di kota-kota besar, kerap membuat manusia modern kesepian dan tak punya waktu untuk merawat koneksi yang mendalam dengan manusia lain. Yang tinggal adalah rasa kosong. Maka “pulang”, kesempatan istimewa melepaskan diri dari rutin dan berkumpul dengan keluarga, jadi urusan penting.
Bagi banyak orang Indonesia, “pulang” yang sebenarnya adalah mudik atau kembali ke kampung halaman. Kata “mudik” itu sendiri berarti pergi ke udik, yang bermakna hulu, asal-usul, di mana mata air dan kemurnian selamanya berada. Gagasan tentang kemurnian itu bersipongang dengan nilai simbolik Lebaran Idul Fitri. Maka, sebagai negara dengan mayoritas rakyat beragama Islam, wajar bila di Indonesia Lebaran menjadi musim libur terpanjang sekaligus momen mudik terbesar.
Jika kampung adalah hulu, kota adalah hilir. Dan hilir terbesar di Indonesia tentu saja Jakarta. Sebuah jajak pendapat oleh Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia di Jakarta dan kota-kota satelitnya pada 2017 menyatakan bahwa tujuan mudik terbanyak ialah Jawa Tengah (40%), Jawa Barat (27,33%), dan Jawa Timur (9,33%).
Secara keseluruhan ada 18,6 juta pemudik Lebaran tahun lalu di Indonesia. Jumlah itu, menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Juli, meningkat sebesar 2,44 persen dibanding 2016. Jutaan manusia berbondong-bondong, membawa rasa letih dan hasrat yang sama atas rumah.
Dan persoalannya ialah perjalanan pulang itu sendiri.
Jalan dan Kereta Api
Mudik Lebaran 2016. Kemacetan panjang di pintu tol Brebes Timur menyebabkan 12 kematian. Orang-orang mengeluhkan peristiwa “Brexit” itu sebagai mudik terburuk yang mereka pernah alami. Tahun berikutnya, dari total 3.168 kecelakaan yang melibatkan 5.860 kendaraan selama mudik, sebagian besar terjadi di jalan.
Meski pemerintah telah menyiapkan ruas-ruas tol fungsional tambahan di jalur Trans Jawa agar “Brexit” tak terulang, angkutan jalan adalah moda dengan penurunan jumlah penumpang terbesar dalam mudik 2017: 3,86%. Sementara itu, jumlah penumpang angkutan kereta api naik sebanyak 7,89%. Kereta api juga tercatat sebagai moda yang aman, tanpa satu pun kecelakaan yang menimpanya dalam mudik 2017.
Data tersebut bisa menjadi alasan bagi para calon pemudik yang berminat menumpang kereta api untuk membeli karcis sejak dini.
Kemudahan Membeli Tiket
Minat masyarakat terhadap kereta api tak dapat dilepaskan dari kemudahan membeli tiket secara online, terutama lewat aplikasi. Selain lebih efisien, pembelian online juga menghapuskan risiko tiket palsu dan tiket hilang.
Di Indonesia, aplikasi pemesanan tiket paling populer ialah Traveloka, yang telah diunduh oleh lebih dari 10 juta pengguna. Terkenal sebagai penyedia jasa pemesanan tiket pesawat dan hotel, sejak tahun lalu Traveloka menyediakan layanan pemesanan tiket kereta api sebagai mitra resmi PT KAI. Dengan rute yang mencakup berbagai kota di Pulau Jawa dan Sumatera, aplikasi tersebut memungkinkan pemesanan semua kelas dan subkelas yang tersedia serta pemilihan jadwal dan kursi sejak 90 hari hingga 6 jam sebelum keberangkatan.
Tak hanya memiliki opsi pembayaran yang beragam—salah satunya ialah cicilan hingga 6 bulan, informasi pencarian yang detail, serta tampilan ramah guna, aplikasi itu juga menawarkan fitur-fitur yang menyederhanakan persiapan mudik. Passenger Quick Pick, misalnya, memungkinkan penyimpanan data, sehingga calon penumpang tak perlu repot mengetik ulang nama, nomor kartu identitas, dan seterusnya setiap kali memesan tiket.
Ada pula fitur Saldo UANGKU, sistem pembayaran baru yang bisa digunakan dengan melakukan top-up. Setiap akun dapat diisi hingga Rp1 juta. Fitur praktis ini tentu menghemat waktu transaksi.
Bagi para pengguna kartu kredit, fitur Kartu Saya atau My Cards memungkinkan penyimpanan informasi 3 kartu kredit sekaligus dalam satu akun untuk memudahkan pembayaran. Fitur ini dilengkapi Autentikasi CVV sebagai langkah pengamanan ekstra.
Mudik semestinya jadi kesempatan beristirahat, peluang memulihkan diri sebelum kembali dikejar rutin. Setiap pemudik berhak mendapat kemudahan dalam menyiapkan kepulangan, juga perjalanan yang aman serta nyaman.
Editor: Dea Anugrah