tirto.id - “Kartu Pra-Kerja, lulusan sekolah langsung kerja!” Jokowi menyebutkan program Kartu Sakti miliknya dalam iklan televisi yang berdurasi 30 detik tersebut. Iklan itu di tengah program prime time RCTI. Pada waktu hampir bersamaan, di SCTV, lawan politiknya Prabowo Subianto menjanjikan harga-harga yang terjangkau dan lapangan kerja yang akan tersedia.
Kedua iklan politik ini telah hadir sejak 24 Maret 2019, sejak Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengizinkan partai politik, calon anggota legislatif, calon senator, hingga calon presiden serta wakil presiden untuk beriklan selama 21 hari hingga 13 April 2019. Tidak hanya di media elektronik, peserta pemilu juga dapat beriklan di media cetak, media dalam jaringan, dan media sosial.
Televisi adalah media yang berpengaruh dalam membentuk opini publik. Tidak heran jika iklan politik ramai berseliweran di televisi selama masa kampanye. Untuk mengetahui seberapa gencar pasangan calon beriklan di televisi, Tirto merangkum belanja politik kedua pasangan capres dan cawapres dari 24 Maret 2019 hingga 13 April 2019. Data belanja iklan ini dikumpulkan lewat Adstensity, sebuah platform monitoring iklan televisi.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, didapati bahwa iklan politik Indonesia Maju Jokowi–Amin mengudara selama 24 Maret hingga 12 April, sementara iklan politik Adil Makmur Prabowo Sandi tayang dari 24 Maret hingga 11 April 2019. Secara total, pasangan Jokowi–Amin mengalokasikan sebesar Rp89,41 miliar untuk beriklan selama 21 hari, lebih besar sekitar Rp13,82 miliar dibanding belanja iklan Prabowo–Sandi selama 20 hari, yakni Rp75,60 miliar.
Bagi kedua pasangan calon, belanja iklan dimulai dari angka yang cukup kecil, yaitu Rp2,68 miliar bagi Prabowo–Sandi dan Rp 3,76 miliar bagi Jokowi–Amin. Meski demikian, belanja iklan tersebut meningkat cukup signifikan pada akhir masa kampanye. Jokowi–Amin misalnya, menghabiskan Rp1,36 miliar lebih besar dibanding masa awal kampanye, sementara Prabowo–Sandi menghabiskan Rp4,14 miliar lebih besar.
Selama periode kampanye, alokasi belanja komersial televisi (TVC) Jokowi–Amin cenderung stagnan, hanya memuncak pada 10 April 2019, yakni Rp5,32 miliar. Belanja iklan Prabowo–Sandi bergerak dinamis dengan anggaran terbesar digelontorkan pada 11 April, yakni Rp6,81 miliar. Prabowo–Sandi juga pernah memasang anggaran paling kecil, hanya Rp1,75 miliar pada 6 April 2019.
Kanal TV Mana?
Jika dilihat dari stasiun televisi, pasangan Jokowi–Amin paling banyak beriklan di RCTI, yakni 203 kali. Pasangan nomor urut 01 tersebut menghabiskan Rp14,25 miliar di stasiun televisi milik Hary Tanoesoedibjo. Secara total, Jokowi–Amin menghabiskan Rp34,02 miliar di RCTI, MNC TV, dan Global TV yang berada di bawah MNC Group milik Hary Tanoe. Hary Tanoe, selain merupakan pendiri sekaligus Ketua Umum Perindo, juga berada dalam koalisi pendukung pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Pasangan nomor urut 02, Prabowo–Sandiaga paling banyak beriklan di SCTV, yakni 200 kali. Dengan jumlah tersebut, pasangan ini menghabiskan Rp17,87 miliar di stasiun televisi milik Eddy Kusnadi Sariaatmadja yang juga bagian dari Emtek Group. Namun, Eddy tidak diketahui memiliki afiliasi politik dengan pasangan calon mana pun.
Selain di SCTV, Prabowo–Sandi juga beriklan di TV One dan ANTV milik Aburizal Bakrie sebesar Rp14,97 miliar. Aburizal Bakrie sendiri sudah lepas dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar, saat ini ia menjabat Ketua Dewan Pembina. Golkar memang masuk barisan pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin, namun Aburizal sendiri tidak terdaftar sebagai anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi–Amin.
Incar Sinetron dan Prime Time
Jika dilihat dari program televisi, anggaran kampanye TV Jokowi–Amin paling banyak jatuh pada sinetron dan juga siaran film luar. Hampir semua sinetron tempat Jokowi dan Ma’ruf Amin beriklan tayang prime time, kecuali Pintu Berkah yang tayang pagi hari. Dari daftar sinetron tersebut, Dunia Terbalik mendapat kue iklan paling banyak, yakni Rp3,78 miliar.
Lima besar acara TV tempat beriklan Prabowo–Sandi relatif lebih bervariasi, karena ada Liga Dangdut Indonesia dan Piala Presiden. Toh tetap saja anggaran paling besar jatuh pada sinetron, sekitar Rp5,17 miliar rupiah.
Dari jam tayangnya, pasangan Prabowo–Sandi juga mengincar prime time, ketikalebih banyak orang menonton televisi. Waktu ini memang ditujukan sebagai jam berkumpul keluarga. Lebih banyak interaksi dan hiburan diharapkan pada jam tersebut, terlepas dari berkualitas atau tidaknya tayangan yang hadir di layar kaca.
Editor: Maulida Sri Handayani