tirto.id - Sehari sebelum aksi 11 Februari 2017 atau 112, massa sudah memenuhi masjid Istiqlal. Dari beragam daerah, mereka siap mengikuti aksi yang diinisiasi oleh Forum Umat Islam (FUI) bersama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI). Bahkan, pihak masjid Istiqlal pun ikut membantu aksi yang akan berlangsung sejak subuh hingga sore itu.
Adam (42), warga Riau mengaku datang jauh-jauh dari Riau karena dorongan hatinya untuk ikut aksi. Pria yang datang dengan menaiki pesawat itu datang demi menjaga akidah.
"Kan panggilan hati, panggilan akidah kita, panggilan agama. Kita ingin mendengar tausyiah," ujar Adam saat ditemui tirto, Jumat (10/2/2017).
Pria yang juga wiraswasta ini mengatakan, dirinya ingin merasakan atmosfer kebersamaan Islam. Selain itu, alasan dirinya untuk hadir karena ingin berkontribusi untuk keselamatan bangsa dan pemimpin bangsa. Adam yang juga alumni aksi 212 itu mengaku tidak sendiri ke Istiqlal. Ada sekitar 5-6 orang kawannya yang juga dalam perjalanan ke Jakarta. Akan tetapi, dirinya mengaku tidak akan mengikuti acara sampai selesai karena harus mengejar pesawat untuk kembali ke Riau.
"Siang saya sudah ke bandara," ujar Adam.
Peserta aksi lain, Ronald Sanjaya (37) juga mengungkapkan hal yang sama. Ronald ikut karena panggilan hati.
"Saya panggilan hati. Ingin menyalurkan aspirasi juga, pengen merasakan aura umat islam di sini," ujar Ronald.
Ronald bercerita, kehadirannya hari ini sebagai bentuk ekspresi dirinya dalam kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok. Menurut pria yang juga kontraktor ini, Ahok sudah kelewatan dengan menista agama. Ia menilai, umat Islam tidak akan bergerak apabila pemerintah berkomitmen menegakkan hukum.
"Artinya Contoh-contoh penodaan agama yang dulu semua ditahan, ahok kok sampai sekarang satu orang belum ditahan," tanya Ronald.
Ronald melihat mantan Bupati Belitung Timur itu terlalu spesial. Ia melihat dari lambatnya pemerintah untuk menahan Ahok. Hal ini bisa berbahaya untuk publik ke depan.
"Jangan sampai gara-gara satu orang efeknya ke orang banyak," tegas Ronald.
Pria yang berasal dari Samarinda itu rela berangkat subuh untuk ikut aksi. Dirinya menaiki pesawat sekitar 2,5 jam dari Samarinda ke Balikpapan lalu baru tiba ke Jakarta 2 jam kemudian. Pria yang juga wiraswasta ini mengaku berangkat pagi karena ingin solat jumat bersama dan ikut solat subuh sebelum aksi.
Ronald mengaku, dirinya tidak sendiri. Ada puluhan, bahkan mencapai ratusan rekan-rekannya yang juga dalam perjalanan ke Jakarta. Beberapa kawannya ada yang menginap di Istiqlal, adapula yang tinggal di hotel.
Ia berharap bisa mengikuti seluruh proses aksi, termasuk aksi pengkhataman Al Quran yang dilakukan Minggu (12/2/2017).
"Saya belum beli tiket. Saya ingin mengikuti acara ini sampai selesai," ujar Ronald.
Kepala Bagian Protokol Masjid Besar Istiqlal Abu Hurairah mengatakan, mereka baru mendapat informasi tentang pelaksanaan aksi Jumat (10/2/2017).
"Suratnya baru siang ini kami terima," ujar Hurairah saat ditemui di ruangannya.
Hurairah mengatakan, mereka menerima rencana massa yang ingin beraksi dengan cara tausyiah. Sebelumnya, aparat keamanan sempat memberitahu kalau aksi 112 yang sebelumnya long march dinilai berbahaya bagi keamanan publik. Apalagi, aksi tersebut berbarengan dengan kampanye paslon sehingga mereka menerima rencana para inisiator aksi 112. Oleh karena itu, pihak masjid Istiqlal menerima permohonan umat untuk beraksi di Istiqlal.
Sepengetahuan Hurairah, acara akan diikuti sekitar 200.000 massa. Acara dimulai dengan solat subuh bersama bagi para umat yang datang dari luar Jakarta. Nantinya, massa akan mulai beraksi sejak puku 08.00 WIB. Di awal akan ada tausyiah dari Ustad Arifin Ilham hingga 08.30 WIB. Kemudian Imam Besar Istiqlal Nasarudin Umar akan mengisi tausyiah hingga pukul 09.30 WIB. Setelah imam besar mengisi tausiyah, ia belum mendapat informasi lebih lanjut karena jadwal acara mereka masih tentatif. Akan tetapi, tausiyah akan diisi oleh pihak GNPF-MUI hingga sore.
"Habis Ashar bubar," kata Hurairah.
Akan tetapi, Hurairah menegaskan aksi 112 tidak boleh memuat semangat politik. Ia pun menegaskan tidak akan ada kepentingan politik dalam aksi tersebut karena Istiqlal adalah masjid negara dan masjid perekat umat.
"Kita sudah wanti-wanti pak," tegas Hurairah.
Hurairah mengatakan, mereka tidak ada persiapan khusus untuk pra-pelaksanaan aksi maupun saat aksi. Untuk konsumsi, panitia sudah ada tim sendiri yang membagikan makanan. Mereka pun mendirikan posko-posko di sekitar Istiqlal. Selain itu, pihak Istiqlal beserta relawan juga menyiapkan tenaga medis untuk menangani mereka yang mengalami gangguan kesehatan.
Untuk pengamanan, aparat keamanan berupa kepolisian sudah bersiaga langsung. Selain itu, laskar-laskar pun juga turun menjaga ketertiban dan keamanan aksi. Sementara itu, untuk mengamankan massa apabila Istiqlal tidak cukup, Hurairah mengaku massa akan diarahkan ke arah Gambir agar tidak berbenturan dengan paslon lain yang berkampanye di Kemayoran. Bagi mereka yang di luar, akan ada mobil komando yang menyatukan tindakan mereka. Kendaraan-kendaraan yang sudah tidak muat pun dihimbau untuk parkir di IRTI Monas.
Hurairah menghimbau aksi dilakukan dengan menjaga kebersihan masjid. Ia pun meminta agar umat tidak mengenakan pakaian maupun barang mewah selama aksi. Selain itu, ia mengingatkan kalau air di masjid akan dimatikan di waktu-waktu tertentu akibat tuanya pompa air di Istiqlal. Hurairah mengatakan, mesin pompa Istiqlal saat ini tidak bisa bekerja 24 jam menyedot air. Oleh karena itu, ia berharap massa tidak menuding yang tidak-tidak apabila air mati di waktu-waktu tertentu.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Agung DH