tirto.id - Menteri BUMN, Rini Soemarno mengatakan bahwa kesepakatan divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia oleh PT Inalum akan rampung bulan September ini.
Saat ini PT Inalum baru memiliki 9,36 persen saham PT Freeport. Sisa 41,64 persen saham saat ini sedang diusahakan dengan membeli hak partisipasi Rio Tinto di Freeport.
Selain itu, persoalan yang kata Rini juga akan beres adalah pembangunan fasilitas pengolahan pemurnian konsentrat (smelter), kepastian bisnis meliputi royalti dan pajak, serta perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
"Sebelum akhir September seluruhnya [beres]," ujar Rini di Monas Jakarta pada Senin (3/9/2018).
Pada Jumat (31/8/2018), Rini sempat menyatakan bahwa proses finansial sudah beres. Saat ini masih ada beberapa dokumen yang perlu diselesaikan, seperti pengaturan mengenai perpajakan yang ad di pusat maupun di daerah.
"Gitu-gitu aja. Insyaallah," ucapnya.
Berkaitan dengan aspek lingkungan, ia mengatakan road map-nya sedang dalam proses finalisasi bersama dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Siti Nurbaya.
"Sudah, kan tinggal finalisasi mengenai road mapnya, jadi road mapnya masih terus berjalan. Memang kami waktu itu masih menunggu bu Siti karena waktu itu bu siti baru naik haji. Jadi Insyaallah minggu depan kita bicarakan. Harusnya sih sudah tidak ada masalah," ucapnya.
Freeport McMoran Inc., induk perusahaan dari PT Freeport Indonesia dan Rio Tinto terlebih dahulu sudah melakukan penandatanganan kesepakatan Heads of Agreement (HoA) dengan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) pada, Kamis (12/7/2018).
HoA itu resmi diteken sebagai proses pengalihan 51 persen saham Freeport ke Inalum senilai 3,85 miliar dolar AS atau sekitar Rp55 triliun. Melalui HoA yang ditandatangani di Kementerian Keuangan ini, pemerintah mengklaim bahwa peluang untuk memiliki 51 persen saham PTFI semakin terbuka.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yantina Debora