tirto.id - Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Fadli Zon menilai, ada konflik kepentingan dalam keterlibatan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Kerja jadi juru kampanye nasional (jurkamnas) Jokowi-Ma’ruf.
"Menurut saya ini yang bisa menjadi conflict of interest, konflik kepentingan. Jadi mereka seharusnya menjadi pihak yang netral, jelas sekali dan harusnya berkonsentrasi pada tugas-tugasnya sebagai menteri,” ujar dia, ditemui di kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (25/3/2019).
Menurut dia, hal tersebut juga bertentangan dengan pernyataan Presiden Jokowi soal menteri tak boleh terlibat dalam politik praktis.
"Seharusnya menteri tak perlu ikut menjadi jurkamnas, karena akan menjadi konflik kepentingan dari tugas mereka," imbuh dia.
Wakil Ketua DPR RI ini menilai, keterlibatan menteri dalam kampanye merupakan hak bagi setiap orang. Termasuk para menteri yang mengajukan cuti untuk menjadi jurkamnas.
Namun, menurut dia, semestinya tak perlu ikut berkampanye sepanjang para menteri memegang fatsun politik atau sopan santun.
"Misalnya mereka membagi satu program. Misalnya PKH [program keluarga harapan], atau program lain, lalu dia jadi jurkam. Nah ini kan jadi menimbulkan konflik kepentingan, dia sebagai menteri atau jurkam,” ujar Fadli.
Ia mengimbau kepada Presiden Jokowi dan para menteri untuk menjunjung tinggi keadilan dan kejujuran dalam berkampanye sesuai komitmennya.
"Jangan melibatkan aparat-aparat birokrasi, aparat hukum, birokrasi, TNI jangan dilibatkan, dan juga yang lain-lain. Aparatur birokrasi, menteri-menteri itu kan sama aja, sejalan," ungkap dia.
Saat ini tahapan Pilpres 2019 memasuki masa kampanye mulai Minggu (24/3/2019) hingga Sabtu (13/4/2019).
Diketahui menteri yang menjadi jurkamnas kampanye paslon 01, yakni Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dakiri, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Zakki Amali