Menuju konten utama

Menteri Agama Buka Suara Soal Komunisme

Lukman menjelaskan, komunisme di Indonesia sudah lama runtuh. Komunisme juga tidak berkembang sebagai landasan ideologi bangsa kecuali di beberapa negara.

Menteri Agama Buka Suara Soal Komunisme
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang.

tirto.id - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan belakangan ini komunisme sering kali didengungkan sejumlah pihak bagaikan hantu yang digunakan untuk menakut-nakuti masyarakat.

"Siapa, sih, yang diduga komunis saat ini? Itu jangan-jangan hantu yang sedang dibangunkan lagi untuk menakut-nakuti kita," kata Lukman di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa (24/1/2017).

Lebih lanjut Lukman menjelaskan, komunisme di Indonesia sudah lama runtuh. Komunisme juga tidak berkembang sebagai landasan ideologi bangsa kecuali di beberapa negara.

Ia mengatakan, beberapa negara yang masih konsisten mempertahankan komunisme, justru membuat rakyatnya terbebani, seperti di Kuba dan Korea Utara. Sementara Cina yang dikenal dengan negara komunis, juga telah berubah menjadi sistem kapitalis.

"Negara manakah yang masih mampu bertahan dengan fondasi komunisme? Cina, mereka kini jauh lebih kapitalis ketimbang negara lain," kata Menteri Agama.

Sebagai orang yang optimistis terhadap komunisme, Lukman mengaku ideologi tersebut tidak tumbuh subur di Indonesia. Pada saat ini, komunisme sudah tidak relevan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ia menegaskan bahwa Pancasila juga sudah terbukti menjadi alat yang ampuh dalam membendung perkembangan komunisme di Indonesia.

"Mungkin respons saya terlalu berlebihan. Akan tetapi, saya ingin menegaskan bahwa kita tak boleh larut dengan isu yang tak punya basis fakta," kata Lukman.

Diberitakan sebelumnya, Ulama Banten Abuya K.H. Murtadlo Dimyati juga mengingatkan kepada pemerintah terutama aparat keamanan, agar tidak hanya menyuarakan bahaya komunisme di Indonesia, tetapi juga harus memikirkan upaya menanggulanginya secara mendasar, salah satunya menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat.

"Jadi, yang terhormat Bapak Panglima TNI dan Bapak Kapolri, kita jangan terlalu berpikir sepihak tentang bahaya laten PKI atau komunis," kata Abuya Murtadlo, Senin (19/12).

Menurutnya, salah satu upaya yang harus dilakukan adalah menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila melalui pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).

Baca juga artikel terkait KOMUNISME atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto