tirto.id - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengatakan kiai juga harus mampu menguasai teknologi, sebab dampak negatif globalisasi dan kemudahan dalam mengakses informasi melalui jaringan seluler dan internet yang menyebabkan tingkat kejahatan dan penyebaran narboka semakin meningkat harus diantisipasi oleh semua kalangan, termasuk dari kalangan pondok pesantren.
"Kiai pun sudah harus mengenal teknologi," kata Mensos dalam kunjungan Ramadhan di Pontianak, Minggu, (12/6/2016).
Mensos mengatakan, tantangan dalam membina generasi muda saat ini semakin berat. Salah satunya ialah kasus kejahatan seksual yang berujung pada kekerasan, kesadisan, hingga pembunuhan.
Mensos menyebut salah satu kasus sebagai contoh, ialah kasus pemerkosaan yang berujung kematian Yy, siswi sekolah menegah pertama (SMP) di Rejang Lebong, Bengkulu, yang melibatkan pelaku tujuh anak di bawah umur.
Faktanya, menurut Mensos, para pelaku sering menonton video porno melalui telepon seluler. Selain itu, mereka suka minum minuman keras, dan tidak menolak diajak berbuat negatif oleh pelaku lain yang sudah dewasa.
Selain contoh kejahatan seksual di atas, Mensos juga menyebut ancaman narkoba berada di mana-mana.
"Belum lagi narkoba, di Indonesia setiap hari ada 50 orang yang meninggal gara-gara narkoba. Pada tahun 2013 sampai 2014 saja, diperkirakan ada Rp63 triliun uang yang dipakai untuk membeli narkoba," ujar Mensos.
Mensos mengingatkan narkoba dapat masuk ke lingkungan anak-anak dari segala penjuru.
"Ini ujian yang luar biasa. Makanya, aman tentram bagi seorang kyai mungkin berbeda definisinya dengan polisi," ujar Mensos.
Penulis: Mutaya Saroh & Mutaya Saroh