tirto.id - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir terus mengupayakan penerapan sistem kuliah Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) atau e-learning.
Saat ini, kata dia, totalnya masih sangat minim. Dari 4.741 perguruan tinggi yang ada di Indonesia, baru 15-20 kampus saja yang menerapkannya.
Bahkan, hanya ada beberapa perguruan tinggi negeri yang menerapkan e-learning, semisal Universitas Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjajaran, dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Untuk perguruan tinggi swasta (PTS), ada Universitas Bina Nusantara.
Kendati masih berjumlah minim, Nasir mengaku target ke depannya bukan persoalan berapa banyak perguruan tinggi yang turut menerapkan metode pembelajaran seperti ini. Melainkan, seberapa kuat daya serap peserta didiknya jika menggunakan e-learning.
"Bukan banyaknya perguruan tinggi yang masuk menjadi daring. Tapi berapa jumlah mahasiswa yang bisa di hire oleh sistem e-learning tersebut," ujarnya di kantor Kemenristekdikti, Jakarta Selatan, Jumat (10/5/2019).
Lebih lanjut ia katakan, mekanisme pembelajaran dengan e-learning akan lebih diutamakan untuk program studi Sosial Humaniora. Karena untuk Sains dan Teknologi perlu mendesain laboratorium realitas virtualnya.
Sementara itu, ia mengaku akan segera mempersiapkan tenaga pengajar yang berkompeten untuk melakukan pembelajaran dengan sistem e-learning. Salah satu upayanya dengan melibatkan para dosen dalam focus group discussion dan pelatihan-pelatihan.
"Kami harus latih dulu, nanti diclustering. Dari FGD, setelah itu tahapan berikutnya training kampusnya untuk menyiapkan infrastruktur studio," pungkasnya.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Dhita Koesno