tirto.id - Kontribusi industri pengolahan (manufaktur) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada triwulan I tahun 2019 tercatat sebesar 20,07 persen.
Angka ini lebih besar dibandingkan kuartal sebelumnya, atau periode Oktober-Desember 2018 yang hanya tercatat 19,86 persen.
Namun, kontribusinya masih lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 yang tercatat sebesar 20,23 persen.
Meski demikian, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai bahwa kontribusi tersebut sudah cukup memuaskan.
Sebab, dengan kontribusi manufaktur yang kembali menyentuh 20 persen terhadap PDB, Indonesia sejajar dengan Jerman yang kontribusi sektor manufakturnya berada di angka 20,6 persen.
“Dari capaian 20 persen tersebut, laporan World Bank juga menunjukkan, Indonesia menempati peringkat kelima di antara negara G20,” ujar Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (7/5/2019).
Sementara di posisi teratas, kontribusi manufaktur terhadap PDB terbesar ditempati oleh China (28,8 persen), disusul Korea Selatan (27 persen) dan Jepang (21 persen).
Saat ini, negara-negara industri di dunia, kontribusi sektor manufakturnya terhadap perekonomian rata-rata sekitar 17 persen, antara lain Meksiko, India, Italia, Spanyol, Amerika Serikat, Rusia, Brasil, Perancis, Kanada dan Inggris.
"Kalau hasil studi PwC dan McKinsey, kita bisa masuk 7 besar ekonomi dunia di 2045, sementara pada 100 tahun Indonesia merdeka nanti, kita menjadi ekonomi ke-4 terbesar di dunia," imbuh Airlangga.
Merujuk data BPS, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas mencapai 4,80 persen pada triwulan I-2019. Jumlah tersebut meningkat dibanding perolehan sepanjang tahun 2018 yang berada di angka 4,77 persen.
Sektor manufaktur yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah industri tekstil dan pakaian jadi sebesar 18,98 persen.
Disusul industri pengolahan tembakau yang tumbuh hingga 16,10 persen, kemudian industri furnitur tumbuh 12,89 persen serta industri kimia, farmasi dan obat tradisional yang tumbuh 11,53 persen.
Pertumbuhan yang masih positif juga diikuti oleh industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman yang mengalami pertumbuhan 9,22 persen, industri logam dasar tumbuh 8,59 persen, serta industri makanan dan minuman tumbuh 6,77 persen.
Sektor-sektor manufaktur ini mampu melampaui pertumbuhan ekonomi nasional di triwulan I-2019 sebesar 5,07 persen.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dhita Koesno