tirto.id - Menteri Perindustrian Saleh Husin berharap perusahaan elektronik PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi pabrikan elektroniknya, mengingat negara ini merupakan pasar ketiga terbesar bagi perusahaan tersebut.
"Jangan hanya memanfaatkan potensi pasar dalam negeri, namun juga perlu digenjot ekspornya. Karena ekspornya saat ini masih 9 persen, harus didorong terus," kata Saleh saat meresmikan pabrik televisi LCD Sharp di Karawang, Rabu (18/5/2016).
Pernyataan Saleh tersebut dilontarkan di tengah kondisi keuangan global Sharp yang suram. Sebagai catatan, total kerugian perusahaan tersebut secara global dalam lima tahun terakhir mencapai $12 miliar. Tahun lalu, jumlah tenaga kerja di perusahaan tersebut juga telah berkurang menjadi 49.096 orang. Tahun 2011, Sharp tercatat memiliki total 55.580 tenaga kerja.
Sementara itu, menanggapi pernyataan Saleh, Presiden Direktur SEID Fumihiro Irie mengatakan, perusahaannya kini tengah fokus menggarap pasar di dalam negeri, namun akan memikirkan rencana ke depan untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi.
"Kami masih fokus untuk pasar dalam negeri, tapi kami akan memikirkan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi, karena Indonesia merupakan negara yang penting bagi kami," ujar Irie.
"Indonesia memegang peranan sangat besar terhadap bisnis Sharp secara global, dengan kontribusi lebih dari 40 persen dari total penjualan Sharp di ASEAN."
Pabrik televisi Sharp yang baru diresmikan di Karawang dan bernilai Rp55 miliar itu sendiri didirikan pabrikan Jepang tersebut untuk mencapai target pangsa pasar produk televisi sebesar 20 persen di Indonesia. Saat ini, Sharp menguasai 15 persen pangsa pasar televisi di Tanah Air.
Irie mengaku, meskipun kondisi perekonomian global masih lesu, Sharp masih optimis berinvestasi di Indonesia. "Kami optimis, ini untuk jangka panjang, bukan hanya jamgka pendek," ujar Irie.
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara