tirto.id - Seorang pria meneteskan air mata di bioskop. Ia tengah melihat karakter film berbaju hitam, berjubah panjang dengan helm, dan nafas yang berat. Pria itu beberapa saat sebelumnya menggumamkan “Imperial March” saat si karakter memasuki layar.
Darth Vader, tokoh rekaan dalam Star Wars, film saga luar angkasa terbaik yang pernah ada, membuat pria dewasa menangis hanya dengan kemunculannya saja. Ia kembali hadir setelah sekian lama dalam film spin off Star Wars Rogue One yang diluncurkan beberapa hari lalu.
Apa yang membuat Star Wars fenomenal?
Dalam banyak hal, ia menghadirkan melankolia dan nostalgia. Di Pacific Place, hari ketika film ini baru diluncurkan di Indonesia, beberapa orang dewasa mengenakan kostum pejabat tinggi militer Imperial, yang lain mengenakan kostum Bobba Fett, sementara anak-anak berlarian dengan menggunakan seragam Storm Trooper.
Nama-nama itu mungkin akan asing bagi yang tak pernah menonton atau mendengar Star Wars sebelumnya. Wajar saja. Pada pemutaran Senin lalu, selain ada yang menangis haru, terdengar juga bisikan “Gue enggak ngerti ceritanya apa.”
George Lucas sang penulis saga panjang ini telah memikat berbagai generasi untuk jatuh cinta pada Star Wars. Seri film ini telah menjadi bagian dari kebudayaan populer sejak 1977. Ia menembus batas identitas kultural, kepercayaan, ras, dan negara.
Menariknya saat film ini hendak diproduksi, Lucas menolak menjual lisensi film ini. Ia mengharapkan 40 persen pendapatan total film, hak cipta penuh seri film berikutnya, dan kepemilikan tunggal hak penjualan mainan. Kini dengan kekayaan dari $5,1 miliar, Lucas menjadi adalah orang terkaya di dunia nomor 120 tahun ini menurut Forbes.
Bagi para penggemar Star Wars, Rogue One hadir bukan sekedar sebagai spin off atau pengisi jeda antara seri ketujuh dan kedelapan, tapi sebagai pengingat dan mengisi lubang cerita yang tak pernah dijelaskan pada Empire Strikes Back. Rogue One membuat para penggemar Star Wars menonton kembali dan mengenang bagaimana film ini mempengaruhi hidup mereka. Kemunculan kembali Darth Vader dan kehadiran Death Troopers dalam film ini memberi napas baru dan semangat bagi para penggemarnya.
Rogue One yang disutradarai oleh Gareth Edwards, membuat keseluruhan narasi kanon Star Wars bisa dipahami dengan lebih jelas. Apa yang terjadi sebelum A New Hope dan bagaimana pasukan pemberontak bisa memperoleh rahasia untuk menghancurkan planet penghacur super Death Star. Tokoh utama perempuan dalam film ini, Jyn Erso, yang diperankan oleh Felicity Jones menjadi karakter yang berlawanan dengan sosok Rey.
Rogue One memiliki alur yang cenderung lebih cepat, barangkali karena ia mesti menjelaskan banyak hal yang tak bisa diungkapkan dari pendahulunya. Hal ini memiliki konsekuensi yang buruk pada perkembangan karakter. Terlalu banyak karakter kunci dalam film ini yang kurang digali. Siapa sebenarnya Galen Erso? Apakah sebenarnya Jedha? Siapa Bodhi? Dan apa yang membuat para penjaga kuil di Jedha demikian kuat dan perkasa? Rogue One berusaha menjelaskan narasi besar Star Wars, tapi lantas membuat ceritanya sendiri bolong.
Tapi sebagaimana sebuah film sains fiksi, atau film fiksi lainnya, Rogue One bisa berdiri sendiri. Setidaknya jika Anda benar-benar baru dalam waralaba film ini, Rogue One bisa menjadi pengantar yang baik untuk menonton tujuh film lainnya. Anda bisa memperoleh sedikit ramuan yang membuat para penggemar film ini jatuh cinta. Seperti pasukan pemberontak, planet penghancur, robot-robot, dan kegilaan fasis dari Imperial Director Krennic yang diperankan oleh Ben Mendelsohn.
Jika pada Force Awakens Anda dibuat jatuh cinta dengan robot lucu BB8, maka dalam Rogue One anda akan bertemu dengan robot pembantu K-2SO yang sangat sinis mirip dengan netizen. Ia meneruskan tradisi lama dari robot R2D2 dan 3CPO. Suatu karakter sekunder, tapi ikonik, yang membuat para penggemar Star Wars menjadi paham bahwa film ini masih punya ciri khasnya sendiri.
Awalnya, seri film ini diberi judul Adventures of Luke Starkiller as Taken from The Journal of The Whills Saga I: The Star Wars. Namun karena terlalu panjang, akhirnya diganti dengan judul Star Wars Episode IV: New Hope. Demi mengerjakan film ini, George Lucas bahkan dikabarkan mengalami hipertensi dan kelelahan saat menggarap naskah film ini.
Rogue One hadir sebagai prolog untuk Star Wars Episode V: The Empires Strike Back yang rilis pada 21 Mei 1980. Film ini masih berkisah tentang Luke yang kini telah bergabung dengan pasukan pemberontak yang melawan Galactic Empire. Setelah menjadi murid dari Obi Wan, kini Luke bertemu dengan Master Yoda, kurcaci kecil berwarna hijau yang dianggap sebagai Jedi terhebat saat itu. Di saat yang sama, kawan-kawan Luke seperti Han Solo, Chewbaca, dan Putri Leia ditangkap Darth Vader.
Star Wars menjadi film yang besar dan hebat karena ia memiliki cerita yang unik. Petualangan antar bintang, pertempuran dengan pesawat angkasa, pertarungan dengan menggunakan light saber (pedang laser), dan filosofi dari ajaran Jedi yang mirip dengan New Age.
Resep ini terbukti moncer menghasilkan penggemar di seluruh dunia dan berbagai umur. Mengadopsi pemikiran masa lampau tentang spiritualitas dan mengemasnya dalam nuansa cerita yang berlatar di masa depan.
Lantas apa yang membuat relevan dan mesti ditonton?
Saat lisensi Star Wars dijual bersama dengan Lucas Film kepada Walt Disney seharga $4 miliar, banyak orang yang ragu dan khawatir film Star Wars berikutnya akan mengecewakan. Tapi ketakutan itu terbukti tidak benar.
Setidaknya, saat seri ketujuh dirilis dengan judul The Force Awakens, penampilan John Boyega, Daisy Ridley, dan Adam Driver, serta kemunculan Harrison Ford yang berperan sebagai Han Solo dan Carrie Fisher yang berperan sebagai Putri Leia membuat film ini menjadi salah satu yang terlaris. The Force Awakens meraup lebih dari $2 miliar hanya dengan modal produksi film $200 jutaan.
Selain sukses secara bisnis, dua film terakhir Star Wars juga menjawab kritik tentang peran aktor perempuan dalam saga film ini. Dalam sejarahnya, aktor utama perempuan hanya seorang saja yaitu Putri Leia dan Ratu Amidala tokoh perempuan ikonik dari Star Wars. Tidak hanya menjadi putri yang menunggu diselamatkan, dalam dua film terakhir Star Wars membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi tokoh tangguh yang bisa menyelamatkan galaksi dari kehancuran.
Penulis: Arman Dhani
Editor: Maulida Sri Handayani