Menuju konten utama

Menlu Retno Berupaya Menengahi Krisis Qatar

Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi menelepon para Menlu sejumlah negara kuat di Timur Tengah untuk menyatakan kesiapan Indonesia terlibat menengahi krisis Qatar.

Menlu Retno Berupaya Menengahi Krisis Qatar
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Selasa (30/5/2017). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi berupaya menawarkan peran Indonesia untuk terlibat menengahi krisis Qatar ke sejumlah negara kuat di Timur Tengah.

Retno mengaku sudah menelepon para Menteri Luar Negeri dari negara-negara Timur Tengah yang terlibat dalam krisis politik terbaru di kawasan Teluk tersebut untuk menyatakan kesiapan Indonesia. Dia menghubungi para Menlu dari Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Turki dan Iran.

Komunikasi via telepon itu dilakukan oleh Retno saat dirinya berada di Doha, Qatar. Retno berada di sana untuk singgah sebentar dalam perjalanan dari Nigeria ke Jakarta.

“Saya membahas dengan para Menlu Timur Tengah mengenai perkembangan kawasan dan menyampaikan pandangan serta kesiapan Indonesia untuk berkontribusi (menengahi krisis Qatar),” kata Retno di Doha pada Jumat (7/6/2017) seperti dilansir laman Sekretariat Kabinet .

Menurut Retno, dirinya telah mendengar pandangan para Menlu itu mengenai situasi terbaru kawasan di sana setelah sejumlah negara kuat di Arab memutus hubungan diplomatiknya dengan Qatar.

Dia mengimbuhkan sudah menyampaikan sikap Pemerintah Indonesia ke para Menlu negara-negara Timur Tengah itu dan meminta semua pihak menahan diri sekaligus mengambil langkah mengurangi ketegangan.

Retno mengatakan telah menyarankan agar semua negara yang terlibat langsung dalam krisis Qatar mengedepankan dialog dan rekonsiliasi untuk menyelesaikan masalah.

“Indonesia siap berkontribusi untuk itu (dialog),” kata Retno.

Krisis Qatar memicu ketegangan politik baru di Timur Tengah yang terjadi sejak awal pekan ini. Krisis politik itu muncul setelah secara mendadak Arab Saudi memutus hubungan dengan Qatar. Alasan Saudi, Qatar selama ini mendukung sejumlah kelompok yang terkait dengan terorisme.

Keputusan Saudi itu segera diikuti oleh Mesir, Uni Emirat Arab, Yaman, Bahrain, Libya dan Maladewa. Pemutusan hubungan diplomatik itu diikuti aksi boikot dan blokade negara-negara itu terhadap Qatar.

Kondisi Para WNI di Qatar Masih Aman

Ketika berada di Doha, Menlu Retno juga bertemu dengan Dubes RI untuk Qatar, Muhamad Basri Sidehabi guna mendapatkan laporan terkait situasi terkini dan keadaan WNI di Qatar. Retno menyimpulkan situasi masih terkendali.

“Saya harapkan WNI di Qatar untuk segera melakukan komunikasi dengan KBRI jika membutuhkan bantuan,” kata Retno.

Hingga kini, jumlah WNI di Qatar yang telah melapor ke KBRI per-Juni 2017 ada sekitar 29 ribu orang.

Dubes Basri Sidehabi menyampaikan bahwa situasi di Qatar sampai saat ini masih normal. Suplai bahan pangan, yang semula sempat dikhawatirkan segera menipis, ternyata masih banyak tersedia di sebagian besar supermarket dan toko di Qatar.

Basri telah melakukan komunikasi dengan sejumlah komunitas WNI di Doha untuk memastikan kondisi mereka dan menawarkan perlindungan KBRI bila dibutuhkan. KBRI Doha juga telah membentuk Satgas Khusus untuk perlindungan WNI menghadapi perkembangan situasi di tengah krisis Qatar.

Basri juga sudah meminta semua WNI di Qatar terus mewaspadai perkembangan situasi politik dan keamanan di Qatar. Meskipun demikian, dia mengimbau para WNI di Qatar tetap tenang dan tidak memberikan respon berlebihan.

Sebagaimana dilansir Antara, Basri sudah menyatakan hal ini ketika menemui komunitas WNI di kompleks Al Khor Community, kota Alkhor, sekitar 60 km dari ibukota Doha, Selasa kemarin.

"Duta besar adalah orang terakhir yang akan meninggalkan Qatar. Kondisi politik ini sudah terjadi pada tahun 2014 lalu sehingga masyarakat tidak perlu khawatir," ujar Basri Sidehabi.

Baca juga artikel terkait HUBUNGAN DIPLOMATIK atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Politik
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom