Menuju konten utama

Menkominfo Ajak Warga Berjuang Jaga Kasus COVID-19 Tetap Terkendali

Menkominfo mengajak warga berjuang menjaga kasus COVID-19 bisa tetap terkendali di tengah liburan Nataru.

Menkominfo Ajak Warga Berjuang Jaga Kasus COVID-19 Tetap Terkendali
Warga mengikuti vaksinasi COVID-19 di Gelanggang Remaja Kecamatan Matraman, Jakarta, Selasa (16/11/2021). Data dari Kemenkes, hingga Senin (15/11/2021) siang, cakupan vaksinasi di tanah air telah mencapai 215,17 juta dosis vaksin COVID-19 dan ini menunjukkan bahwa Indonesia berhasil mencapai lebih cepat target vaksinasi dari WHO. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.

tirto.id - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menegaskan, kebijakan pembatasan mobilitas jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) ditetapkan untuk menghindari kenaikan kasus COVID-19 secara signifikan, seperti yang terjadi pada tahun lalu.

"Mari berjuang agar Indonesia berhasil melewati Nataru dengan level penyebaran COVID-19 yang terkendali," ajak Menkominfo, Senin (15/11/2021).

Menurutnya, semua pihak patut mensyukuri kondisi kasus COVID-19 di Indonesia yang saat ini telah menurun drastis dibandingkan periode puncak pada Juli 2021.

Namun, Johnny mengingatkan bahwa masih banyak ketidakpastian yang harus dihadapi, terutama di tengah periode libur Natal dan Tahun Baru, yang sebentar lagi kita rayakan.

Belajar dari pengalaman, Menkominfo Johnny menguraikan bahwa libur hari besar selalu memicu kenaikan kasus COVID-19 di tanah air.

Kenaikan kasus tidak hanya terjadi pada kasus harian, namun juga pada kasus mingguan yang bertahan cukup lama.

Menkominfo memaparkan bahwa berdasarkan data Satgas COVID-19, periode libur lebaran Idulfitri pada 2020 memicu penambahan sekitar 68%-93% kasus harian baru dan penambahan kasus mingguan di kisaran 2.889 kasus-3.917 kasus.

Sementara itu, Libur kolektif Maulid Nabi dan Natal tahun 2020 tercatat memicu penambahan 37%-95% kasus harian baru dan penambahan kasus mingguan sebanyak 8.096-38.340 kasus.

"Kenaikan ini diperparah adanya varian Delta yang lebih mudah menular dibanding varian sebelumnya," ujarnya.

Johnny mengungkapkan, kenaikan kasus umumnya disebabkan oleh dua hal utama.

Pertama, peningkatan mobilitas yang tidak dibarengi dengan upaya testing yang cukup.

Kewajiban testing merupakan langkah preventif untuk memastikan pelaku perjalanan dalam kondisi sehat dan tidak menularkan virus ke daerah tujuannya.

Kedua, lemahnya disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dalam perjalanan maupun aktivitas selama liburan.

Hal ini erat kaitannya dengan tradisi berkumpul, makan bersama, maupun tradisi keagamaan yang meningkatkan peluang penularan akibat kerumunan.

Selain itu, peningkatan aktivitas di pusat belanja, tempat rekreasi, dan fasilitas publik lainnya, juga menjadi pemicu.

"Kita tidak ingin kenaikan kasus COVID-19 seperti yang terjadi di masa lalu, terulang kembali. Karenanya, berbagai pembatasan mobilitas jelang Nataru harus ditetapkan untuk diterapkan," kata Johnny.

Menkominfo berharap, seluruh elemen masyarakat ikut berkolaborasi dan bekerja keras untuk tetap disiplin protokol kesehatan, menyegerakan vaksinasi, menggunakan aplikasi PeduliLindungi, menjalankan testing, dan patuh aturan pembatasan mobilitas jelang Nataru.

"Kepedulian dan kedisiplinan kita amat dibutuhkan dalam menghadapi pandemi. Ingatkan juga kepada orang lain agar mematuhi protokol kesehatan dan segera ikut vaksinasi," kata Menkominfo.

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis