Menuju konten utama

Menkeu Tekankan Pentingnya Jaga Iklim Investasi

Ada sejumlah komponen dalam investasi yang harus dipenuhi untuk bisa menarik para investor agar mau menanamkan modalnya di Indonesia, kata Menkeu.

Menkeu Tekankan Pentingnya Jaga Iklim Investasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso.

tirto.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah harus menjaga iklim investasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Ia mengatakan, ada sejumlah komponen dalam investasi yang harus dipenuhi untuk bisa menarik para investor agar mau menanamkan modalnya di Indonesia.

“Kalau dilihat dari pertumbuhan komponen investasi, yang harus menjadi PR [Pekerjaan Rumah] bersama adalah pertumbuhan kredit dari perbankan, capital market, belanja modal dari BUMN, dan kepercayaan dari perusahaan untuk melakukan ekspansi,” ujar Menkeu di Gedung Parlemen, Jakarta pada Senin (11/9/2017) siang.

Lebih lanjut, Menkeu berharap investor tidak lagi bersikap wait and see apabila ingin menjalankan usahanya di Indonesia. Oleh karena itu, Sri Mulyani menilai perlu adanya kontribusi dari pihak swasta dalam menjaga iklim investasi Indonesia.

“Untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 5,4 persen, maka (investasi) harus tumbuh 6,3 persen,” ungkapnya.

Menkeu menegaskan bahwa investasi merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Semua negara yang bisa tumbuh di atas 5 persen, faktor penggerak di luar dari kepercayaan konsumen adalah investasi. Negara-negara lain yang pertumbuhan ekonominya tinggi, pertumbuhan investasinya bisa double digit,” ucap Menkeu.

Selain upaya untuk menjaga kemudahan berinvestasi, Menkeu juga membeberkan tantangan lain yang harus dihadapi Indonesia apabila ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi, salah satunya adalah daya beli masyarakat.

“Dari konsumsinya harus dijaga hati-hati di angka 5,1 persen. Kita lihat pada semester I ini di angka 4,9 persen, jadi masih di bawah 5 persen,” ucap Sri Mulyani.

Kendati demikian, Menkeu mengklaim pertumbuhan daya beli pada level kelas menengah masih tumbuh relatif tinggi. “Meskipun memang tumbuh lebih rendah dari tahun lalu, yang bisa tumbuh double digit mendekati 10 persen, sekarang tumbuhnya hanya 8,5 persen,” kata Menkeu lagi.

Adapun langkah untuk mendongkrak kembali faktor daya beli, Sri Mulyani menekankan perlu adanya penyesuaian terhadap harga-harga kebutuhan yang berdampak langsung pada hidup masyarakat.

“Lalu apa yang bisa menggulirkan pertumbuhan dari rumah tangga, terutama kelompok menengah? Kalau dari sisi administered prices tidak akan berubah, maka daya beli itu akan sembuh atau pulih kembali, setelah adanya shock di kuartal pertama tahun ini,” jelas Menkeu.

Baca juga artikel terkait PELUANG INVESTASI atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto