tirto.id - Punya kapasitas atau daya ingat yang tinggi, tentu membawa segudang manfaat. Tak hanya terpakai dalam kegiatan belajar di sekolah saja, tapi dalam kehidupan sehari-hari, seperti saat jadi pembicara tak kesulitan untuk mempresentasikan inti-inti penting saat mempresentasikan sesuatu.
Bahkan mencetak prestasi dan juara dalam kompetisi memory juga membuka peluang untuk diterima di sekolah-sekolah unggulan.
Kompetisi untuk mengukur daya ingat seseorang yang konsisten digelar oleh Indonesia Memory Sports Council (IMSC) dalam ajang tahunannya yang bernama 15th Indonesia Friendly Memory Championship (IFMC) jadi tantangan yang memacu adrenalin tersendiri bagi seseorang.
Di sisi lain ada kecemasan yang menghantui dan berbagai ekspektasi yang harus diraih. Berhasil menorehkan prestasi di bidang memory tentu bukan hasil instan tanpa diimbangi dengan sebuah usaha.
Seperti pengalaman yang dirasakan oleh Fauzan Januar Aryawan, pemenang juara 1 Overall Champion dan Faiza Aliyya Renata, pemenang juara 2 Overall Champion. Keduanya masuk dalam kategori junior.
Fauzan bercerita kalau ia melakukan persiapan dengan banyak berlatih. “Jadi tiap-tiap kategori lomba itu kan beda-beda. Nah aku latihannya sama kakak kakak IMSC untuk persiapannya,” ujar Fauzan semangat.
Hal yang memotivasi atau mendorong Fauzan mau berpartisipasi dalam kompetisi ini tak lain karena ia ingin mencetak prestasi baru. Karena dari sudut pandang Fauzan, prestasi dapat dicetak atau diraih dengan mengukur kemampuannya lewat sebuah ajang atau kompetisi.
Meski diwarnai oleh perasaan yang bercampur aduk. Antara perasaan semangat dan grogi tetap jadi kendala yang harus dilawan oleh Fauzan.
“Sebenarnya ikut macem-macem lomba itu udah pernah, tapi tetap aja ya aku nervous, karena kan ada kompetitor juga,” katanya.
Namun yang terpenting menurut Fauzan, sebelum lomba, tak dapat disangkal kalau peserta perlu fokus dan punya keterampilan untuk menenangkan diri.
Tentu setiap orang punya cara tersendiri untuk menenangkan diri. Seperti halnya Fauzan yang memilih untuk mendengarkan lagu supaya pikiran dan perasaanya lebih relaks dan santai.
Menurutnya, setiap orang punya cara menenangkan diri sendiri. Namun hal yang pasti perlu memikirkan aktivitas apa yang dianggap menyenangkan dan dapat membuat tenang.
“Tiap orang pasti ada cara nenangin diri sendiri, dan yang pasti selain harus tenang, pastiin banyak berlatih untuk jadi the best of the best,” pesannya.
Pendapat Fauzan sejalan dengan fakta dari teori kepribadian Costa dan Mc Crae yang mengungkapkan kecemasan adalah hal yang sangat perlu untuk dikelola.
Salah satunya dengan memikirkan hal yang menyenangkan atau melakukan aktivitas yang disukai, karena saat pikiran tenang, maka proses kerja otak pun akan berkerja dengan lebih baik.
Fauzan pun merasa beruntung mengikuti perlombaan IFMC. “Karena aku dari SD udah dilatih, pas SMP itu juga ada ajang internasional di Jepang. Tekun berlatih dari IMSC, trus menang di Jepang. Nah saat PPDB di rapot itu jadi memudahkan untuk masuk sekolah unggulan di SMA 8,” pungkasnya.
Cerita senada juga datang dari Faiza. Menurutnya, latihan tetap menjadi kunci utama atau tombak untuk memenangkan pertandingan.
Latihan dinilai sebagai persiapan yang matang dan sangat penting untuk menghadapi lomba. Dituturkan juga oleh Faiza, dirinya juga sempat merasa cemas sekaligus overthinking dalam pertandingan yang diikutinya.
“Ya, aku ada rasa overthinking pasti ya. Tapi ya aku berdoa dan berlatih sebanyak-banyaknya. Aku latihan random images dan name and faces,” ungkap Faiza.
Berjuang melawan rasa overthinking, Faiza pun harus pandai-pandai membagi waktu karena persiapan pertandingan ini juga berbarengan dengan PAT atau Persiapan Ujian Akhir Tahun dari sekolahnya.
Di sela-sela kesibukan Faiza, ia mengelola waktunya dengan baik untuk mempersiapkan diri jadi pemenang di kompetisi IFMC 2023.
Hal yang memotivasi Faiza dan jadi prinsip Faiza untuk konsisten bertanding dan punya jiwa kompetitif, tak lain adalah supaya berhasil masuk SMPTN dan melanjutkan studi ke sekolah-sekolah dan perguruan tinggi terbaik.
Karena semakin banyak prestasi dan kualitas yang ditorehkan, maka peluang atau gerbang untuk melanjutkan studi di tempat unggulan makin terbuka.