Menuju konten utama

Menhan Curiga Ada Kongkalikong di Balik Penculikan

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mencurigai adanya praktik kongkalikong di balik penyanderaan WNI yang berulang kali terjadi. Pernyataan tersebut dikeluarkan seiring dengan berkembangnya kasus penculikan pelaut di wilayah perairan Sabah, Malaysia Timur.

Menhan Curiga Ada Kongkalikong di Balik Penculikan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) didampingi Menteri Pertahanan Ryamizad Ryacudu (tengah) dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kanan) menghadiri rapat kerja dengan Komisi I DPR di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (13/10). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa.

tirto.id - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mencurigai adanya praktik kongkalikong di balik penyanderaan WNI yang berulang kali terjadi. Pernyataan tersebut dikeluarkan seiring dengan berkembangnya kasus penculikan pelaut di wilayah perairan Sabah, Malaysia Timur.

"Gak benar, sudah saya ingatkan tiga kemarin itu jangan lagi cari ikan di sana, tempat kita kan yang lain banyak. Kenapa kok di situ, sih? Jangan-jangan ada kongkalikong, nih," ujarnya di Jakarta, Jumat (11/11) seperti dilansir Antara.

Ryacudu mengatakan kecurigaan itu muncul karena meski kasus penculikan terus terjadi meskipun informasi terkait WNI yang disandera sudah disebarluaskan. Selain itu, pemerintah sudah imbauan untuk berhati-hati dalam melaut dan larangan beroperasi selama beberapa waktu setelah kejadian. Ryacudu beranggapan bahwa sangat besar kemungkinan adanya campur tangan suatu pihak atas kasus kriminal ini.

"Kalau mungkin, kan berkali-kali ke sana kan curiga saya dong. Orang di sana sudah pasti disandera kok ke sana," tuturnya.

Terkait penyanderaan, Ryacudu mengatakan bahwa pemerintah Indonesia pasti terus membela warga negaranya dan berusaha untuk menyelamatkan warga yang disandera semaksimal mungkin.

"(Pemerintah) pasti membela, tapi dongkol juga tuh, itu-itu aja kok. Lo jangan ke situ, ketiban batu ke situ biarin kepala lo ketiban batu kepala lo bagaimana? Kita yang ngobatinnya kan, begitu. Jewer aja," tuturnya.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri mengimbau para pelaut Indonesia untuk tidak beroperasi di perairan Sabah, Malaysia hingga kondisi kondusif. Informasi ini disebarluaskan pasca kabar penculikan terhadap dua orang kapten kapal asal Indonesia muncul. Mereka diculik saat sedang menangkap ikan di wilayah terumbu Pengarus Perairan Kertam sekitar 13-15 mil laut dari muara Kuala Kinabatangan Negeri Sabah, Malaysia.

Keduanya adalah La Utu bin La Raali dari kapal SSK 00520F dan La Hadi bin La Adi dari kapal SN 1154/4F. Mereka berdua adalah warga asal Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Lima pelaku penculikan bersenjata berbicara dalam bahasa Melayu dan berlogat Sulu, tambah polisi.

Sehubungan dengan kasus ini, upaya ronda bersama di perairan perbatasan tiga negara yang disepakati Indonesia, Filipina, dan Malaysia terus dilakukan. Di lain tempat, pemerintah masih memikirkan cara untuk menanggulangi kasus ini dan menjaga agar kasus serupa tidak terulang di lain waktu.

Baca juga artikel terkait PENCULIKAN WNI atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Hukum
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh