tirto.id - Peluang Inggris menjadi juara dunia masih terbuka lebar, sama seperti peluang bagi ke-15 tim lain yang telah lolos ke fase gugur Piala Dunia 2018.
Meskipun demikian, penonton sepak bola -- dan petaruh bola -- cenderung punya kebiasaan untuk memperkirakan atau memprediksi -- untuk tidak disebut "meramalkan" -- bahwa tim tertentu akan mampu melewati tahap-tahap 16 besar, perempat final, semifinal, dan akhirnya menjadi juara dunia. Perkiraan, prediksi, atau ramalan itu bisa didasarkan pada banyak hal, mulai dari hewan peramal, wangsit, model matematis, hingga naluri belaka.
Dalam beberapa tahun terakhir, ketika sepak bola telah berubah menjadi industri dengan nilai kapital sedemikian rupa, perkiraan tentang hasil suatu pertandingan bola cenderung didasarkan pada model matematis, terutama para petaruh besar dengan beking finansial besar.
Di Piala Dunia 2014 Brasil, misalnya, bank-bank investasi memperkirakan, dengan model matematis yang diolah oleh komputer, bahwa Brasil akan menjadi juara dunia. Menjelang Piala Dunia Rusia 2018, UBS menerbitkan prediksi bahwa Jerman akan berhasil mempertahankan gelar juara. Kedua prediksi berdasarkan model komputer itu gagal total: Brasil macet di semifinal 2014, Jerman lebih mengenaskan: gagal lolos dari fase grup F Piala Dunia 2018.
Meskipun demikian, kepercayaan sebagian besar petaruh bola -- atau, jika bukan petaruh, mereka yang suka memperkirakan hasil pertandingan sepak bola -- masih memercayai model-model yang dibuat oleh komputer. Model-model itu didasarkan pada rumus-rumus matematika, probabilitas, dan berbagai rumus lain yang tentu akan bikin pening orang yang tak terbiasa dengan angka dan rumus-rumus.
Jika Anda menonton dan menunggu hasil pertandingan sepak bola Piala Dunia 2018 sebagai penikmat, bukan petaruh, dan lebih ingin menikmati keindahan the beautiful game, ada alat yang jauh lebih sederhana ketimbang model dan simulasi matematis yang njlimet ala UBS. Tentu saja masih ada angka-angka, tetapi masih dapat dicerna sambil minum kopi atau kongkow dengan teman-teman. Silakan buka situs web FiveThrityEight ini.
Di halaman tersebut, disajikan bagan babak 16 besar Piala Dunia 2018 yang tentu sudah sangat terkenal. Yang membedakan dari bagan-bagan lain adalah ada angka persentase di samping nama tiap negara. Cukup intuitif: angka persentase itu adalah persentase kemungkinan negara itu untuk menang. Misalnya, untuk laga Uruguay vs Portugal, Uruguay memiliki persentase untuk menang 45% sedangkan Portugal punya persentase 55%. Dari mana persentase ini berasal? Dari perhitungan yang dilakukan sebelumnya oleh situs web tersebut -- yang dijamin akan bikin Anda berkerut kening.
Baiklah. Skenario pertama, kita pasrah dengan angka persentase yang terpampang di samping nama negara itu. Untuk langkah pertama, Anda bisa menuruti FiveThirtyEight dengan mencentang nama negara yang angka persentasenya lebih besar, misalnya Portugal. Jadi Portugal menang. Selanjutnya, negara Iberia ini akan berhadapan dengan pemenang laga Prancis vs Argentina. Dalam bagan, peluang Prancis adalah 54% sementara Argentina hanya 46%. Silakan centang Prancis. Jadi, di babak perempat final, Portugal akan berhadapan dengan Prancis.
Selanjutnya, Anda bisa mencentang laga-laga lain dengan mengikuti prediksi FiveThirtyEight itu. Setelah Anda selesai mencentang semua negara, maka Anda akan menemukan bahwa negara yang akan bertemu di final adalah Brasil dan Spanyol, dan yang akan mengangkat trofi di Stadion Luzhniky, Moskow, pada 15 Juli nanti sebagai Juara Dunia 2018 adalah Brasil dengan persentase peluang sebesar 55%.
Tentu saja ada skenario lain. Jika Anda tidak suka dengan Brasil, Anda bisa mencentang Meksiko dalam laga babak 16 besar, dan hasil akhirnya akan sangat berbeda.
Misalnya, andaikan Meksiko bikin kejutan dengan mengalahkan Brasil, ceteris paribus (semua keadaan lain sama, artinya Anda mencentang negara-negara lain dengan persentase menang sesuai yang diprediksi FiveThirtyEight), maka Meksiko akan lolos ke babak perempat final tetapi akan dikalahkan Belgia. Belgia sendiri di semifinal akan dikalahkan Prancis (52%), dan pada tanggal 15 Juli nanti Prancis gantian dikalahkan di final oleh Spanyol (58%).
Perlu ditegaskan bahwa utak-atik sederhana di atas sebenarnya tidak membutuhkan model komputer yang ruwet seperti model dan simulasi komputer yang dilakukan lembaga-lembaga keuangan besar. Kita bisa menganggapnya sebagai semacam game atau refreshing, tetapi sebaiknya tidak dijadikan dasar untuk dengan tegas mengatakan bahwa "Brasil bakal menjadi Juara Dunia 2018". Jika Anda ngefans dengan Inggris, dan cukup ngeyel sehingga tidak mau mengikuti persentase yang ditetapkan sebelumnya oleh FiveThirtyEight, Anda tak perlu menjadi ahli nujum seperti Nostradamus untuk menjadikan Inggris sebagai Juara Dunia 2018.
Tetapi yang terbaik adalah menyetel televisi Anda atau menyimak live report Tirto.id dan menyimak pertarungan dua tim yang berlaga di lapangan. Selamat menonton!
Editor: An Ismanto