tirto.id - Memutuskan menjalani gaya hidup menjadi vegan memang gampang-gampang susah. Banyak yang harus dilakukan ketika sudah memutuskan untuk berkomitmen dengan tidak makan maupun menggunakan barang yang terbuat dari unsur hewani.
Hidup sebagai vegan berarti anti terhadap apapun yang dibuat dengan bahan baku utama dari unsur hewani, bahkan sampai ke produk tas, dompet, pakaian dan lain-lain. Orang vegan tidak mau menggunakannya jika terdapat bahan-bahan yang berasal dari hewan.
Hingga akhirnya banyak inisiatif-inisiatif lain yang muncul agar vegan tetap dapat eksis dengan bahan yang sama sekali tidak menggunakan unsur hewani, seperti tas, dompet, jaket dan lain sebagainya menggunakan vegan leather.
Vegan leather adalah kulit sintetis yang hampir mirip dengan kulit hewan seperti sapi, ular, dan lain-lain. Vegan leather memiliki perbedaan dengan kulit binatang atau kulit asli umumnya, berikut adalah perbedaan vegan leather dan kulit kulit hewan menurut Mahi Leather.
- Bahan baku
- Bentuk permukaan kulit
- Kualitas dan daya tahan
Kulit asli yang berkualitas dapat bertahan beberapa dekade saat dirawat. Ini adalah faktor penting ketika memutuskan antara kulit palsu dan kulit asli karena dampak lingkungan dari penggantian produk kulit palsu beberapa kali bisa dibilang lebih merusak daripada membeli satu barang kulit asli.
- Apakah vegan leather berbahaya bagi lingkungan?
Pembuatan dan pembuangan sintetis berbasis PVC mengeluarkan dioksin berbahaya, yang dapat menyebabkan masalah perkembangan janin dan reproduksi dan bahkan menyebabkan kanker. Sintetis yang digunakan dalam vegan leather juga dapat dipecah atau terurai meski tidak sempurna. Vegan leather bakal melepaskan partikel beracun yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.
Penulis: Dewi Sekar Pambayun
Editor: Dipna Videlia Putsanra