Menuju konten utama

Mengenal Vegan Leather dan Perbedaannya dengan Kulit Konvensional

Apa itu vegan leather pengganti kulit dari unsur hewani?

Mengenal Vegan Leather dan Perbedaannya dengan Kulit Konvensional
Ilustrasi kulit hewan. foto/isotockphoto

tirto.id - Memutuskan menjalani gaya hidup menjadi vegan memang gampang-gampang susah. Banyak yang harus dilakukan ketika sudah memutuskan untuk berkomitmen dengan tidak makan maupun menggunakan barang yang terbuat dari unsur hewani.

Hidup sebagai vegan berarti anti terhadap apapun yang dibuat dengan bahan baku utama dari unsur hewani, bahkan sampai ke produk tas, dompet, pakaian dan lain-lain. Orang vegan tidak mau menggunakannya jika terdapat bahan-bahan yang berasal dari hewan.

Hingga akhirnya banyak inisiatif-inisiatif lain yang muncul agar vegan tetap dapat eksis dengan bahan yang sama sekali tidak menggunakan unsur hewani, seperti tas, dompet, jaket dan lain sebagainya menggunakan vegan leather.

Vegan leather adalah kulit sintetis yang hampir mirip dengan kulit hewan seperti sapi, ular, dan lain-lain. Vegan leather memiliki perbedaan dengan kulit binatang atau kulit asli umumnya, berikut adalah perbedaan vegan leather dan kulit kulit hewan menurut Mahi Leather.

  • Bahan baku
Vegan leather diproduksi dengan bahan dan proses industri yang sama sekali berbeda dengan kulit asli. Ikatan antara lapisan plastik ke lapisan kain adalah cara paling umum untuk membuat kulit imitasi; jenis plastik yang digunakan dalam pelapis ini bervariasi dan inilah yang menentukan apakah ramah lingkungan atau tidak.

  • Bentuk permukaan kulit
Vegan leather memiliki kualitas berbeda dengan kulit asli, sehingga beberapa bagian dapat dikatakan 'seperti kulit'. Secara umum, vegan leather berkualitas baik, tidak ada banyak perbedaan dengan kulit asli. Namun, karena vegan leather adalah sintetis, kulit ini tidak membentuk patina seperti kulit asli saat menua dan tidak terlalu bernapas karena pori-pori yang dicetak pada permukaan kulit adalah buatan.

  • Kualitas dan daya tahan
Kualitas dan daya tahan juga merupakan hal penting untuk dipertimbangkan ketika membandingkan vegan leather dan kulit asli. Vegan leather umumnya jauh lebih tipis dari kulit asli dan jauh lebih ringan yang bagus untuk fashion karena membuatnya berpotensi lebih mudah untuk dikerjakan dan membuatnya lebih tahan lama daripada kulit asli.

Kulit asli yang berkualitas dapat bertahan beberapa dekade saat dirawat. Ini adalah faktor penting ketika memutuskan antara kulit palsu dan kulit asli karena dampak lingkungan dari penggantian produk kulit palsu beberapa kali bisa dibilang lebih merusak daripada membeli satu barang kulit asli.

  • Apakah vegan leather berbahaya bagi lingkungan?
Kulit imitasi dikenal sebagai vegan leather karena bahan yang digunakan bukan dari kulit binatang dari kulit binatang tetapi meskipun ini sangat bermanfaat bagi para aktivis hewan dan para vegan, pembuatan kulit sintetis berbahaya bagi lingkungan dan makhluk hidup karena racun dalam plastik yang digunakan dalam proses pembuatan vegan leather.

Pembuatan dan pembuangan sintetis berbasis PVC mengeluarkan dioksin berbahaya, yang dapat menyebabkan masalah perkembangan janin dan reproduksi dan bahkan menyebabkan kanker. Sintetis yang digunakan dalam vegan leather juga dapat dipecah atau terurai meski tidak sempurna. Vegan leather bakal melepaskan partikel beracun yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.

Baca juga artikel terkait VEGAN atau tulisan lainnya dari Dewi Sekar Pambayun

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Dewi Sekar Pambayun
Penulis: Dewi Sekar Pambayun
Editor: Dipna Videlia Putsanra