Menuju konten utama

Mengenal Rumah Literasi Garut dan Kenapa Viral di Medsos?

Rumah Literasi Garut viral di X setelah warganet mempertanyakan laporan keuangan donasi yang telah mereka buka sebelumnya. Beberapa kejanggalan pun dibahas.

Mengenal Rumah Literasi Garut dan Kenapa Viral di Medsos?
Ilustrasi buku. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Pembahasan mengenai Rumah Literasi Garut saat ini sedang memanas di platform X. Beberapa warganet mengkritik Rumah Literasi Garut pun banyak yang kemudian speak up sehingga topik pembahasan semakin memanjang. Kenapa Rumah Literasi Garut viral?

Rumah Literasi, dengan akun X, @rumahliterasii tertulis di bio nya, berada di Garut, Jawa Barat. Menurut akun @neohistoria_id, pemilik Rumah Literasi Garut adalah Ripan Hermansyah.

Komunitas dengan motto 'Budayakan Literasi, untuk Memajukan Negeri' ini awalnya didirikan oleh Ripan dengan temannya, Wahid Ahmad Nuruddin. Seorang mahasiswa UB bernama Masrury Hady Jaya menjabat sebagai ketuanya pada 2023 lalu.

Kenapa Rumah Literasi Garut Viral di X?

Berawal dari cuitan dari akun @kuemarj pada 8 April 2025 yang meminta Rumah Literasi Garut untuk membuat pernyataan resmi ke publik terkait laporan keuangan setelah mereka melakukan open donasi. Namun, postingan itu tidak digubris, yang menyebabkan @kuemarj lantas merinci beberapa kecurigaan pada Rumah Literasi Garut ini.

Berikut tudingan kecurangan Rumah Literasi Garut yang dipaparkan di sebuah utas oleh @kuemarj.

1. Tidak Transparan

Setelah membuka donasi, sudah sepatutnya ada laporan keuangan mengenai penggunaan dananya. @kuemarj yang juga melakukan donasi, meminta Rumah Literasi (RL) untuk mengunggah laporan keuangannya dengan rinci. Namun, permintaan itu tidak digubris.

RL kemudian mengunggah laporan keuangannya pada 9 April 2025 namun dinilai masih amburadul. Seorang warganet menyebut ia telah melakukan donasi namun tidak tertulis dalam laporan tersebut.

2. Informasi Pemilik Rumah Literasi Garut Tidak Jelas

Siapa founder RL tidak dijelaskan dengan rinci. Harus dilakukan pencarian dengan mendetail mengenai siapa penanggung jawab komunitas ini.

3. Membuka Lowongan Sukarela dengan Kualifikasi Profesional

RL juga membuka kesempatan untuk bekerja sukarela kepada orang-orang yang ingin mendedikasikan kemampuannya untuk perkembangan literasi publik. Namun yang disayangkan adalah keharusan untuk mengirim CV dan kualifikasi yang tercantum adalah kualifikasi untuk profesional.

4. Lokasi Rumah Literasi Garut Tidak Jelas

Sampai mencuatnya thread ini, banyak netter yang ingin tahu lokasi tepatnya RL, namun tidak terdapat keterangan yang jelas di bio akun media sosial mereka.

@neohistoria_id yang sempat mengunjungi RL Garut akhirnya membocorkannya. Alamat RL ada di tengah persawahan yang sejuk di Sukamaju, Cilawu, Kabupaten Garut.

5. Hanya Mengoleksi Buku Populer dan Mahal

Beberapa warganet banyak yang menanggapi ini dengan mengatakan jika mereka pernah punya pengalaman akan memberikan donasi buku. Admin RL lalu meminta buku untuk difoto terlebih dahulu, akan tetapi tidak ada kelanjutan prosesnya sampai sekarang.

6. Membeli Rak Buku Mahal

RL memposting bagaimana keadaan rak buku yang mereka punyai saat ini. Beberapa buku terlihat dimakan rayap. Mereka lalu membuka donasi untuk membeli rak buku baru. Alih-alih membeli rak buku besi yang anti rayap atau membeli dari produsen lokal, RL justru membeli rak buku IKEA.

Yang semakin mencurigakan, setelah mengaku tidak punya biaya mengganti rak buku, RL kemudian memposting jika mereka baru saja membeli sebidang tanah.

7. Dituding Meminta Simpati Publik dengan Menjual Cerita Sedih

Unggahan-unggahan RL di media sosial acap kali memperlihatkan orang-orang yang terlihat kurang mampu yang mampir untuk membaca gratis di rumah baca mereka.

Poin ini didukung dengan keterangan warganet yang mengaku foto temannya diunggah oleh RL dengan narasi yang tidak benar.

8. Tidak Menutupi Wajah Orang yang Fotonya Diunggah di Media Sosial

Admin RL pernah ditanya mengenai hal ini dan mereka menjamin tidak ada masalah dalam hal itu.

Di poin selanjutnya, adanya dugaan unggahan tangkap layar direct messages (DM) yang dipalsukan dan penggunaan AI untuk beberapa deskripsi mereka.

Baca juga artikel terkait LITERASI atau tulisan lainnya dari Prihatini Wahyuningtyas

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Prihatini Wahyuningtyas
Penulis: Prihatini Wahyuningtyas
Editor: Dipna Videlia Putsanra