Menuju konten utama

Mengenal Etika Saat Makan dari Berbagai Negara di Seluruh Dunia

Negara-negara di seluruh dunia punya aturan soal etika saat makan di meja makan. Apa saja? 

Mengenal Etika Saat Makan dari Berbagai Negara di Seluruh Dunia
Ilustrasi makan bersama. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Ketika diundang untuk makan di rumah teman atau berkunjung ke sebuah acara makan formal, sopan santun tentu diperlukan untuk menunjukkan rasa hormat kepada tuan rumah ataupun orang lain di meja makan.

Etika makan dirancang untuk menunjukkan hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Ada perbedaan di berbagai negara dalam menunjukkan sopan santun dalam mematuhi etika makan.

Hal ini tentunya berhubungan dengan kebiasaan dan adat serta budaya di negara tersebut.

Di Indonesia, mengunyah makanan tanpa mengeluarkan suara atau mengecap adalah salah satu bentuk sopan santun di meja makan.

Sementara itu, bersuara ketika menghirup makanan adalah suatu bentuk apresiasi bagi tuan rumah atau koki di Jepang.

Perbedaan etika di berbagai negara, apalagi etika makan selalu menjadi hal yang menarik untuk diketahui.

Berikut ini ada beberapa etika makan di berbagai negara di dunia yang berhasil dihimpun oleh Tirto.

Makan dengan tangan dan duduk lesehan di India

Makan dengan tangan kanan tidak hanya diterapkan di Indonesia, tetapi juga negara bollywood, India.

Selain itu makan dengan tangan secara langsung (tanpa menggunakan sendok, garpu, atau perlatan lain) juga merupakan hal yang baik.

Oleh karena itu, sebelum mulai makan, mencuci tangan harus dilakukan dalam budaya India.

Menurut The Culinary Travel Guide, kebanyakan orang-orang India makan bersama di atas karpet atau lesehan.

Jika lebih dari dua orang dalam acara makan, tempat duduk diatur dengan melingkar di mana di tengah karpet adalah makanan.

Jangan pernah menyisakan makanan, karena di negara ini hal terebut merupakan bentuk ketidakhormatan kepada tuan rumah atau koki.

Menunggu aba-aba tuan rumah di Perancis

Menurut Bon Appetour, di Perancis acara makan baru bisa dilakukan ketika tuan rumah berkata “Bon Appetit!”

Namun, ketika acara makan dilakukan di restoran, maka orang yang lebih tua atau atasan yang harus mengatakan “Bon Appetit.”

Selain itu, jangan pernah meminta tambahan atau menyisakan makanan. Makan semua yang dihidangkan di atas piring adalah suatu bentuk sopan santun.

Di Perancis menuangkan wine adalah hal yang biasa dalam sebuah acara makan. Tuan rumah ataupun pelayan di restoran akan terus menuangkan wine di gelas tamunya.

Jika tidak ingin wine lagi, tamu bisa membiarkan gelas winenya terus penuh.

Sisakan sedikit makanan di Cina

Jika di beberapa negara menghabiskan seluruh makanan di atas piring adalah bentuk apresiasi terhadap tuan rumah atau koki, di Cina hal tersebut adalah tidak sopan.

Dilansir dari Matador Network, jika tamu tidak menyisakan makanan di atas piring berarti tuan rumah memberikan tidak cukup porsi kepada tamunya.

Menghabiskan seluruh makanan di atas piring akan membuat tuan rumah merasa tidak memberi tamunya cukup makanan, maka dari itu tamu setidaknya menyisakan sedikit sisa makanan di atas piring.

Tidak meminta tambahan bumbu di Portugal

Adalah hal yang biasa melihat garam, lada, atau saus di atas meja makan di restoran ataupun rumah makan di Indonesia.

Namun, di Portugal, jangan harap menemukan hal serupa. Ketika berkunjung ke restoran-restoran di Portugal, jangan pernah meminta pelayan membawakan garam atau bumbu pelengkap lainnya.

Dilansir dari Lonely Planet, hal semacam ini merupakan bentuk ketidakhormatan terhadap koki yang memasak.

Makanan harus dimakan sebagaimana adanya, menambahkan bumbu di luar proses memasak dianggap sebagai suatu yang tidak sopan.

Tidak menjepit makanan dalam dua pasang sumpit di Jepang

Menghirup kuah langsung dari mangkuk merupakan hal yang baik dilakukan di Jepang. Hal ini dilakukan supaya kuah tidak tumpah dan mengenai pakaian.

Bersuara dan menyeruput makanan juga merupakan hal yang sopan. Hal yang tidak boleh dilakukan ada menjepit makanan dengan menggunakan dua pasang sumpit.

Dikutip dari Gurunavi, hal ini tidak boleh dilakukan karena kegiatan tersebut merupakan ritual dalam upacara pemakaman.

Orang Jepang banyak yang melakukan kremasi pada keluarga yang sudah meninggal. Menjepit tulang belulang jasad yang sudah dikremasi dengan dua pasang sumpit adalah salah satu ritual yang harus dilakukan oleh keluarga jenazah.

Maka dari itu, menjepit makanan dengan dua pasang sumpit ketika ingin mengambil makanan di piring saji atau mengoper makanan ke piring teman merupakan hal yang buruk di Jepang.

Baca juga artikel terkait TRADISI MAKAN BERSAMA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yandri Daniel Damaledo