Menuju konten utama

Mengenal Boyang Rumah Adat Suku Mandar Sulawesi Barat

Boyang merupakan rumah adat masyarakat suku Mandar yang ada di Sulawesi Barat.

Mengenal Boyang Rumah Adat Suku Mandar Sulawesi Barat
Ilustrasi Sulawesi Barat. foto/istockphoto

tirto.id - Provinsi Sulawesi Barat memiliki rumah adat yang bernama boyang. Rumah adat milik suku Mandar ini juga kerap disebut sebagai rumah adat mandar.

Suku Mandar merupakan suku bangsa mayoritas yang menempati wilayah Sulawesi Barat, termasuk Polewali Mandar dan Mamuju. Sehingga, boyang atau rumah adat mandar memiliki arsitektur dan keunikan yang dipengaruhi oleh kearifan lokal masyarakat Mandar.

Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Suci Fajar Rizky dalam bukuBersama Meskipun Beragam (2020), rumah adat merupakan rumah asli masyarakat suatu daerah yang menunjukkan ciri khas kehidupan penduduk tersebut.

Seiring dengan beragamnya suku bangsa yang ada di Indonesia, rumah ada di Tanah Air memiliki bentuk yang beragam. Hal ini justru menjadi bagian dari kekayaan budaya di Indonesia.

Pengertian dan Jenis Boyang Suku Mandar

Boyang diambil dari bahasa Sulawesi Barat yang artinya rumah tempat tinggal. Menurut Faisal dalam bukuArsitektur Mandar Sulawesi Barat (2008) boyang memiliki dua jenis, yaitu boyang adaq dan boyang beasa.

Boyang adaq adalah sebutan bagi rumah yang ditinggali oleh orang atau keluarga keturunan bangsawan. Sementara itu, boyang beasa adalah rumah bagi masyarakat non-bangsawan atau masyarakat biasa.

Meskipun memiliki perbedaan penyebutan, boyang adaq dan boyang beasa tidak terlalu berbeda dari segi arsitektur bangunan. Penyebutan tersebut hanya bertujuan untuk memperjelas status sosial pemilik rumah.

Infografik SC Rumah Adat Boyang

Infografik SC Rumah Adat Boyang. tirto.id/Quita

Struktur Bangunan Boyang Suku Mandar

Rumah adat mandar atau boyang berjenis rumah panggung dimana badan rumah tidak menempel tanah. Melansir laman Warisan Budaya Takbenda Indonesia, boyang memiliki konsep bangunan yang terdiri atas tiga susun.

Susunan pertama boyang yang letaknya paling atas disebut dengan tapang, meliputi area atap dan loteng. Bagian atap boyang biasanya memiliki bentuk yang berbeda antara boyang adaq dan boyang beasa.

Boyang adaq umumnya dilengkapi tumbaq layar atau penutup bubungan yang bersusun 3 hingga 7 susunan. Semakin tinggi susunan, maka semakin tinggi pula status sosial atau derajat kebangsawanannya. Di sisi lain, boyang beasa memiliki tumbaq layar yang tidak bersusun alias hanya satu penutup bubungan.

Susunan kedua yang letaknya ditengah disebut dengan roang boyang, yaitu bagian rumah yang ditinggali oleh penghuninya. Susunan ketiga yang letaknya paling bawah disebut dengan naong boyang yang artinya kolong rumah.

Selain susunan bangunan yang terdiri dari tiga, bagian-bagian rumah juga dibagi berdasarkan tiga petak atau tallu lotang.

Petak pertama yang letaknya paling depan disebut dengan samboyang. Kemudian petak kedua yang letaknya di tengah disebut sebagai tangnga boyang dan petak paling belakang disebut dengan bui' lotang.

Filosofi dan Keunikan Boyang Suku Mandar

Ketiga susunan bangunan dan tiga bagian boyang melambangkan filosofi yang dianut oleh masyarakat setempat, yaitu "da' dua tassisara, tallu tammallaesang." Arti istilah tersebut dalam bahasa Indonesia adalah "dua tak terpisahkan, tiga saling membutuhkan."

Masyarakat Mandar mengartikan "dua yang tak terpisahkan" sebagai hukum dan demokrasi. Sementara, "tiga saling membutuhkan" digambarkan sebagai ekonomi, keadilan, dan persatuan.

Merujuk pada filosofi tersebut, Faisal menyebutkan bahwa masyarakat Mandar memiliki perhatian yang tinggi terkait penegakkan hukum serta demokrasi. Masyarakat Mandar juga sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan persatuan, khususnya di bidang ekonomi.

Fungsi Bagian-bagian Boyang Suku Mandar

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, boyang terdiri dari tiga bagian rumah, yaitu samboyang, tangnga boyang, dan bui' lotang. Ketiga bagian tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda, antara lain:

1. Fungsi samboyang atau bagian rumah paling depan

  • Menerima tamu;
  • tempat tidur tamu apabila ada yang bermalam;
  • tempat melaksanakan kegiatan adat atau hajatan;
  • tempat membaringkan mayat selama disemayamkan sebelum dikubur.

2. Fungsi tangnga boyang atau bagian tengah rumah

  • Tempat berkumpul para penghuni rumah;
  • tempat bersantai dan meletakkan peralatan hiburan, seperti televisi, radio, VCD, dan sebagainya;
  • tempat dimana kamar tidur (songi) utama diletakkan.

3. Fungsi bui' lotang atau bagian paling belakang rumah

  • Tempat diletakkannya kamar tidur untuk anak gadis;
  • tempat diletakkannya kamar tidur untuk kakek dan nenek.

Baca juga artikel terkait RUMAH ADAT atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yonada Nancy