Menuju konten utama

Mengenal Azoospermia, Salah Satu Penyebab Masalah Kesuburan Pria

Azoospermia merupakan salah satu penyebab masalah kesuburan pada pria. Ada beragam faktor yang bisa memicu pria mengalami kondisi azoospermia.

Mengenal Azoospermia, Salah Satu Penyebab Masalah Kesuburan Pria
(Ilustrasi) Sperma manusia dilihat menggunakan mikroskop. FOTO/REUTERS

tirto.id - Azoospermia adalah istilah medis untuk menyebut kondisi ketika cairan ejakulasi pria atau air mani memiliki kandungan sperma yang sangat minim atau malah tidak ada sama sekali.

Jika sepasang suami istri telah melakukan hubungan seks tanpa alat kontrasepsi selama lebih dari satu tahun dan kehamilan belum terjadi, ada kemungkinan si laki-laki atau perempuan memiliki masalah kesuburan. Masalah ini bisa jadi disebabkan oleh azoospermia.

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, kasus azoospermia diperkirakan terjadi pada setidaknya satu persen dari total populasi pria. Sebanyak 10-15 persen laki-laki yang tidak subur diperkirakan juga mengalami azoospermia.

Perlu diketahui, azoospermia tidak selalu disebabkan karena testis tidak bisa memproduksi sel-sel sperma. Pasalnya, bisa saja testis menghasilkan sperma, namun jumlah sel yang keluar saat pria mengalami ejakulasi tidak memadai karena ada hambatan.

Oleh karena itu, mengutip ulasan di laman Hopkins Medicine, ada dua jenis azoospermia. Pertama, adalah azoospermia obstruktif, yakni adanya penyumbatan yang mencegah sperma untuk keluar saat ejakulasi. Kedua, azoospermia non-obstruktif yang terjadi karena penurunan produksi sperma oleh testis.

Ada berbagai penyebab azoospermia. Faktor genetik seperti sindrom Klinefelter, kemoterapi atau radiasi saat perawatan, konsumsi obat-obatan tertentu dan narkotika adalah sebagian penyebab masalah ini. Kelainan anatomi seperti varikokel atau tidak adanya vas deferens yakni saluran yang menyalurkan sperma saat ejakulasi, juga bisa menjadi penyebab azoospermia.

Penyebab yang mungkin paling mudah diketahui karena memang dipicu oleh intervensi dari luar, adalah vasektomi, yang mencegah sperma bergabung dengan cairan mani saat proses ejakulasi.

Umumnya, dokter mendiagnosis azoospermia apabila proses sentrifugasi menggunakan mikroskop terhadap air mani tidak menemukan sel sperma.

Dilansir Cleveland Clinic, sentrifugasi adalah uji coba laboratorium dengan cara memutar sampel dengan kecepatan tinggi untuk memisahkannya ke berbagai bagian. Sel sperma akan terpisah dari cairan lain di sekitarnya dan dapat dilihat di bawah mikroskop.

Dokter kemungkinan juga akan menanyakan riwayat medis serta melakukan tes fisik pada pasien sebagai bagian dari diagnosis.

Sementara berdasarkan ulasan di laman Healthline, penanganan azoospermia dilakukan sesuai dengan jenisnya. Azoospermia obstruktif dapat diobati dengan menyambung dan merekonstruksi saluran yang membuat sperma tidak mengalir bersama air mani saat ejakulasi. Upaya ini mungkin akan melibatkan pembedahan atau prosedur lain. Konsumsi obat-obatan juga dapat membantu jika penyebab utama azoospermia adalah produksi hormon yang rendah.

Sementara azoospermia non-obstruktif bisa jadi tidak mungkin diatasi dengan perawatan medis. Pasangan yang menemui masalah ini bisa mengupayakan kehamilan melalui fertilisasi in vitro atau injeksi sperma intracytoplasmic.

Baca juga artikel terkait KESUBURAN atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Addi M Idhom