tirto.id - Kepribadian ganda atau dissociative identity disorder (DID) merupakan salah satu gangguan kepribadian kompleks. Kondisi ini berbeda dengan alter ego meskipun sering dikait-kaitkan di banyak kasus.
Kondisi gangguan kepribadian ganda tercantum dalam panduan diagnosis psikologis, yaitu Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi ke-5 (DSM-5).
Mengutip DID Research, kasus DID pertama kali didokumentasikan pada 1584 pada kasus eksorsis yang dicatat oleh Jeanne Fery. Menurut catatan tersebut terdapat individu yang memiliki banyak alter dengan nama, identitas, dan fitur pengenal masing-masing.
Banyak gangguan kasus kepribadian ganda dimana penderitanya tiba-tiba berubah sebagai individu yang berbeda dengan identitas (nama, usia, dan sebagainya) yang berbeda juga dari kepribadian utamanya. Umumnya, hal ini bisa disadari oleh kerabat dekat atau disadari sendiri oleh penderita.
Mengenal Apa Itu Kepribadian Ganda
Belakangan ini istilah kepribadian ganda banyak diperbincangkan oleh warganet berkaitan dengan kasus akun Twitter alter Natalie. Akun alter tersebut menempati posisi trending di Twitter sejak Minggu (18/9/2022) karena diduga milik penulis media sosial, Afi Nihaya Faradisa.
Banyak warganet yang mengaitkan kasus tersebut dengan kondisi kepribadian ganda, terlepas apakah hal itu benar atau tidak.
Kepribadian ganda sendiri merupakan gangguan psikologis yang dikenal sebagai gangguan identitas disosiatif (DID). Melansir WebMd, ganguan kepribadian ganda adalah bentuk parah dari gangguan disosiasi.
Disosiasi merupakan proses metal yang menyebabkan kurangnya koneksi dalam pikiran, ingatan, perasaan, tindakan, atau rasa identitas seseorang. Akibatnya, penderita gangguan kepribadian ganda memiliki identitas, kepribadian, bahkan entitas yang berbeda dan terpisah di dalam dirinya.
Terpisahnya kepribadian menyebabkan penderitanya tidak mampu mengendalikan atau bahkan mengingat apa yang dilakukan kepribadiannya yang lain. Selain itu, penderita kepribadian ganda cenderung memiliki variasi memori yang berbeda untuk setiap identitas.
Gejala Kepribadian Ganda
Gejala-gejala yang dialami penderita menyebabkan masalah yang signifikan dalam fungsi sosial dan pekerjaan. Tanda dan gejala dapat diamati oleh orang lain atau disadari sendiri oleh penderita.
Dikutip dari Psychiatry, penderita gangguan kepribadian ganda bisa dikenali lewat beberapa gejala sesuai dengan kriteria diagnosis berikut:
- Penderita memiliki dua atau lebih identitas yang berbeda. Identitas yang berbeda disertai dengan perubahan perilaku, ingatan, dan pemikiran.
- Penderita mengalami kesenjangan memori dan hilang ingatan terkait peristiwa sehari-hari, informasi pribadi, dan/atau peristiwa traumatis di masa lalu.
- Identitas tercipta secara tidak disengaja atau tidak diinginkan.
- Mengalami kehilangan kesadaran dan ketidakmampuan untuk menjelaskan bagaimana mereka bisa sampai di suatu tempat.
Penyebab Seseorang Mengidap Kepribadian Ganda
Gangguan kepribadian ganda disebabkan oleh beragam faktor, salah satu yang paling berpengaruh adalah trauma parah selama masa kanak-kanak.
Para ahli berpendapat bahwa gangguan kepribadian ganda merupakan respons psikologis terhadap tekanan interpersonal dan lingkungan. Tekanan yang berlangsung selama bertahun-tahun, khususnya pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan kepribadian.
WebMD mencatat, setidaknya 99 persen individu yang mengembangkan gangguan disosiatif memiliki pengalaman traumatis kuat, ekstrem, dan berulang dalam tahap perkembangan masa kanak-kanak (biasanya sebelum berusia 6 tahun).
Contoh kasus traumatis yang bisa menyebabkan gangguan kepribadian ganda, antara lain:
- Kekerasan fisik dan verbal;
- Kekerasan seksual;
- Pengabaian dari orang tua;
- Korban perang atau bencana alam;
- Pelecehan emosional ekstrem dan berulang.
Perbedaan Kepribadian Ganda dengan Alter Ego
Kepribadian ganda berbeda dengan alter ego. Melansir Life Persona, alter ego adalah istilah latin yang artinya "sisi lain seseorang" atau "alternatif lain seseorang."
Alter ego biasanya memiliki karakteristik yang berbeda atau berkebalikan dengan karakter asli. Alter ego bisa menjadi orang secara nyata atau fiktif.
Perlu diketahui bahwa memiliki alter ego bukan berarti menderita gangguan kepribadian ganda. Faktanya, tidak semua orang dengan kepribadian ganda memiliki alter ego, begitu pula sebaliknya.
Berbeda dengan kepribadian ganda yang merupakan kondisi gangguan psikologis yang tidak disengaja dan tidak disadari, alter ego umumnya diciptakan secara sengaja oleh individu.
Individu yang memiliki alter ego menyadari karakteristik atau sisi lain dari dirinya dan dapat mengendalikan karakter tersebut. Alter ego dibuat untuk berbagai alasan, mulai dari upaya untuk mengenal diri sendiri, mengekspresikan diri, hingga pelarian untuk menjalani kehidupan alternatif.
Alter ego saat ini marak dilakukan di dunia maya. Sebagian individu cenderung lebih nyaman berekspresi dengan menggunakan akun anonim atau dengan identitas lain. Penting untuk berhati-hati agar tidak menyalahgunakan alter ego.
Editor: Yantina Debora