Menuju konten utama

Mengapa Gempa M 5,1 di Banten Terasa Hingga ke Jakarta?

Terdapat soft sedimen atau tanah lunak di Jakarta sehingga resonansi akibat tebalnya lapisan tanah lunak membuat warga Jakarta merasakan gempa magnitudo 5,1 siang ini.

Mengapa Gempa M 5,1 di Banten Terasa Hingga ke Jakarta?
Ilustrasi Gempa. tirto.id/Sabit

tirto.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan gempa dengan magnitudo 5,1 mengguncang wilayah DKI Jakarta pukul 11.43 WIB, Selasa 7 Juli 2020.

Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko melalui keterangan tertulisnya, Selasa (7/7/2020) mengatakan gempa tersebut berpusat di 18 kilometer barat daya Rangkasbitung, Banten pada kedalaman 87 kilometer.

Gempa bumi ini dirasakan di beberapa daerah seperti Lebak, Tangerang, bahkan hingga ke wilayah DKI Jakarta.

Sementara itu, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan penyebab gempa bisa dirasakan hingga di Jakarta. Menurutnya terdapat soft sedimen atau tanah lunak di Jakarta sehingga resonansi akibat tebalnya lapisan tanah lunak membuat warga Jakarta merasakan gempa ini.

"Guncangan gempa M 5,1 di Banten Selatan ini sangat dirasakan di Jakarta karena adanya efek soft sedimen/tanah lunak (local site effect) di Jakarta sehingga resonansi akibat tebalnya lapisan tanah lunak ini membuat gempa sangat dirasakan," jelas Daryono melalui akun twitternya, @DaryonoBMKG.

Daryono juga menjelaskan penyebab gempa karena adanya deformasi pada Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia, tepatnya di bawah Banten Selatan. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault).

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," ujar Daryono.

Baca juga artikel terkait GEMPA BANTEN atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Bayu Septianto