tirto.id - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengimbau sekolah menengah kejuruan (SMK) menjalin hubungan dengan industri maupun perusahaan-perusahaan untuk mempersiapkan lulusannya masuk dunia kerja.
"Saya mendorong SMK untuk menjalin hubungan erat dengan industri, perusahaan yang berkaitan langsung produksinya, sehingga karya siswa tidak hanya satu namun bisa diperbanyak," kata Menteri Muhadjir saat berkunjung ke SMK Muhammadiyah Imogiri Bantul, DIY, Rabu (10/8/2016).
Dengan demikian, Muhadjir menambahkan, produk siswa SMK yang dihasilkan dalam kegiatan praktek di sekolah bisa diterima di pasar, sehingga menghasilkan pendapatan yang bermanfaat bagi sekolah maupun siswa itu sendiri.
"Jadi diusahakan dalam prakteknya di sekolah siswa itu setengah bekerja, dia [siswa] tidak hanya praktek melainkan setengah bekerja untuk mendapatkan upah," katanya.
Menteri juga mengharapkan SMK bisa membangun mental anak didik yang tahan banting dan mampu menghasilkan karya terbaik dengan terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas, sehingga mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional.
"Disamping skill, keterampilan, mental anak didik harus dibentuk agar bisa tahan banting. Pak Presiden itu risau dengan mental anak didik kita, karena dijewer aja lapor polisi. Tunjukkan bahwa anak didik kita itu tidak lembek mentalnya," katanya.
Oleh sebab itu, Menteri juga mengatakan, sekolah juga harus mendidik siswa secara disiplin dan keras, meski begitu keras dalam artian tidak harus menerapkan dengan kekerasan, melainkan memacu anak didik untuk mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki.
"Jangan biarkan potensi dan bakat yang dimiliki siswa SMK sia-sia, namun anak harus dioptimalkan setinggi-tingginya untuk melahirkan generasi yang memiliki daya saing, termasuk di SMK Muhmmadiyah Imogiri ini," katanya.
Menteri juga mendorong SMK terus meningkatkan akreditasi dan kualitas pendidikan, bahkan jika perlu menjalin hubungan dengan perusahaan luar negeri, sehingga lulusan SMK bisa diterima dengan baik dalam dunia kerja di negara lain.
"Apalagi sekarang sudah memasuki era MEA, yang mana baik produk maupun tenaga kerja bebas masuk ke negara ASEAN tanpa ada penghalang. Kita harus menangkap peluang itu," katanya.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari