Menuju konten utama

Mendikbud: Data Menjadi Indikator Capaian Pendidikan

Mendikbud Anies Baswedan mengklaim capaian pendidikan dan kebudayaan terus meningkat dari tahun ke tahun. Untuk mencapai target pendidikan dan kebudayaan, pihaknya merujuk pada Nawacita yang telah tertuang pada RPJMN 2015-2019.

Mendikbud: Data Menjadi Indikator Capaian Pendidikan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan (kanan). Antara Foto/M Agung Rajasa.

tirto.id - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, data menjadi salah satu indikator untuk melihat capaian program yang telah dijalankan. Dari data yang ada, Anies mengklaim capaian pendidikan dan kebudayaan terus meningkat dari tahun ke tahun.

“Untuk mencapai target pendidikan dan kebudayaan, kami merujuk pada Nawacita yang telah tertuang pada RPJMN 2015-2019, dan membentuk arah visi kita yang menurunkan misi sebagai wujud dalam membuat kebijakan, dan memberikan arah pada capaian kerja pendidikan dan kebudayaan,” ujarnya, di Jakarta, Kamis (16/6/2016) malam.

Anies menambahkan, pihaknya dalam melihat pencapaian kinerja pendidikan dan kebudayaan selalu menjadikan data sebagai salah satu indikator untuk melihat hasil capaian program yang telah dijalankan.

Hasil capaian peningkatan partisipasi pendidikan dalam pendidikan, Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan menengah pada tahun 2015 cenderung meningkat menjadi 79,02 persen, daripada tahun sebelumnya 75,53 persen. Begitu juga dengan sekolah menengah pertama pada tahun ini mencapai 100,72 persen, dan sekolah dasar 108,00 persen.

“Ketika melihat lama sekolah, kita juga perlu melihat usianya. Pada usia 20-24 tahun kelompok penduduk berada pada wajib belajar 9 tahun. Berdasarkan kelompok umur, ada peningkatan yang cukup signifikan. Dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Alhamdullilah ini kerja yang luar biasa,” kata dia.

Selain itu, persentase penduduk Indonesia yang melek aksara terus meningkat. Mendikbud mengatakan, hampir seluruh penduduk usia 15-24 tahun melek aksara dengan persentase 99,7 persen. Pada usia 25-44 tahun persentase melek aksara meningkat dari 98,3 persen menjadi 98,5 persen. Begitu juga dengan kelompok usia 45 tahun ke atas persentase angka melek aksara meningkat dari 87,8 persen menjadi 88,1 persen.

Dalam peningkatan angka partisipasi penduduk dalam pendidikan, dan juga peningkatan persentase jumlah penduduk yang melek aksara, hal tersebut tidak terlepas dari peran pendidik dan tenaga kependidikan.

“Kami memiliki tugas memastikan guru-guru kita kompeten dan tersertifikasi. Dari total guru yang diangkat sampai tahun 2005 sebanyak 1,7 juta guru, di tahun 2015 sudah 1,63 guru sudah tersertifikasi, atau sekitar 93,3 persen sudah tersertifikasi,” kata Anies.

Anies menambahkan, pendidikan juga tidak terlepas dari peran bahasa. “Bahasa menjadi salah satu kepedulian kita, dan kita telah meningkatkan lema atau kosa kata baru Bahasa Indonesia sebanyak 109.611 buah, meningkat 800 lema dari tahun 2014. Kita berharap Bahasa Indonesia semakin kaya diksinya, sehingga tidak perlu lagi dengan serapan asing,” kata dia.

Selain dari capaian pendidikan, Kemendikbud juga memiliki capaian yang luar biasa dalam kebudayaan. Hingga 2015, Kemendikbud telah menginventarisasi 88.709 peninggalan purbakala, dan menetapkan 963 sebagai cagar budaya.

“Sampai 2015 juga telah tercatat sebanyak 6. 238 dan 294 atau 4,7 persen ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda,” ujarnya.

Mendikbud mengatakan, pencapaian kinerja kebudayaan tidak terlepas dari peran masyarakat sebagai wujud dari pelibatan publik.

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN

tirto.id - Pendidikan
Sumber: Antara
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz