tirto.id - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meresmikan Masjid Nurul Falah di kompleks kantor Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil dan Ditjen Bina Pemerintahan Desa, Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (7/1/2020).
Tito meminta masjid yang dibangun hingga Rp2 miliar itu agar digunakan untuk kegiatan yang berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila.
Dirjen Bina Desa Kemendagri Nata Irawan melaporkan alasan renovasi pembangunan Masjid Nurul Falah. Nata mengatakan, renovasi dilakukan agar masjid bisa menampung pegawai Kemendagri dan warga sekitar untuk beribadah.
Ia mengatakan, renovasi dilakukan dengan modal Rp200 juta hingga akhirnya menghabiskan Rp2 miliar lebih.
“Empat tahun yang lalu tepatnya 29 Agustus 2016, kita masih ingat dilakukan peletakan batu pertama Masjid Nurul Falah dengan modal awal kurang lebih 200 juta, Pak Menteri. Yaitu sumbangan dari infak sedekah dari Dinas Pemdes dan dirjen dukcapil serta pihak-pihak terkait lain seperti yang tadi saya sampaikan dari Bank BNI kemudian bazis dari DKI Jakarta serta masyarakat lain." kata Nata di kompleks kantor Dukcapil dan Bina Desa Kemendagri, Pasar Minggu, Jakarta, Selasa.
"Sampai saat ini panitia telah menerima uang sebesar Rp 2.672.024.055 dengan pengeluaran Rp 2.654.625.000 sehingga saldo yang saat ini ada oleh pihak panitia sebesar Rp17.399.550,” tambahnya.
Nata menambahkan, panitia akan kembali menambah sejumlah fasilitas yang belum ada. Mereka akan membangun 4 menara di sudut kiri kanan dan akan meneruskan pembangunan Gedung Sekretariat Dewan kemakmuran masjid sebagai pusat operasional masjid.
Mendagri Tito Karnavian berharap, pembangunan masjid Nurul Falah secara swadaya bisa membawa nilai positif. Ia berharap masjid tersebut dirawat dan diisi kegiatan positif dengan semangat Pancasilais.
“Masjid ini tentunya dibangun dengan cukup megah, cukup indah. Saya minta untuk tetap dirawat nantinya dan kemudian diisi dengan kegiatan-kegiatan yang positif, diisi dengan kajian-kajian ibadah yang paralel dengan dasar negara kita yang pluristik yaitu Pancasila yang sesuai dengan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa sesuai dengan nilai kemanusiaan, sesuai dengan nilai persatuan di negara yang amat beragam ini,” kata Tito.
Tito berharap prinsip Indonesia bisa diterapkan dalam kegiatan di masjid baru. Dengan demikian, karakter ASN Dukcapil dan Pemdes bisa Pancasilais dan Berketuhanan yang Maha Esa.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri