tirto.id - Gempa dan tsunami Jumat lalu mengakibatkan perekonomian di Kota Palu lumpuh. Logistik langka, bantuan belum tersalur merata, warga kemudian mulai mengambil barang-barang di minimarket untuk mendapatkan makanan, air mineral hingga obat-obatan.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menegaskan bahwa itu bukan penjarahan. Ia mengaku mengizinkan warga mengambil bahan makanan dan minuman karena ketika itu bantuan sulit masuk.
"Hari Sabtu itu dalam rapat kami hanya menyampaikan singkat saja. Tolong pak gubernur, karena bantuan makan minum belum masuk, saya melihat orang yang sakit dan pengungsi sejak Jumat malam nggak ada makan minum. Tolong dibeli," ujarnya saat mendatangi gedung KPK, Senin (1/10/2018).
Namun penjarahan tidak hanya terjadi kepada toko makan dan minum, sempat beredar bahwa penjarahan hingga ke toko mas dan elektronik. Menurut Tjahjo, saat Sabtu, belum terjadi penjarahan itu.
Ia juga menegaskan, penjarahan di toko mas dan elektronik tidak boleh dilakukan. "Enggak boleh dong, sama-sama korban, sama-sama kena musibah kok. Hanya makan dan minuman saja yang kita beli, kita bayar, kita borong," ujar Tjahjo.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah mencapai 844 orang.
"Data itu masih bisa bertambah karena jenazah terus berdatangan," kata Sutopo dalam jumpa pers tentang penanganan gempa dan tsunami Sulawesi Tengah di Graha BNPB, Jakarta, Senin (1/10/2018).
Selain karena jenazah masih terus berdatangan, Sutopo mengatakan belum semua wilayah terdampak gempa dan tsunami memberikan informasi tentang korban meninggal dunia. "Dari Kabupaten Sigi belum ada informasi," ujarnya.
Terkait jumlah korban meninggal dunia versi lain yang menyebutkan mencapai 1.203 orang, Sutopo mengatakan itu bukan angka resmi dari posko induk penanganan gempa dan tsunami, melainkan hanya perkiraan.
Angka yang dikeluarkan BNPB adalah korban meninggal dunia yang jenazahnya sudah ditemukan. "Mohon masyarakat mengacu data dari BNPB yang berasal dari posko induk," kata Sutopo.
Penulis: Rizky Ramadhan
Editor: Alexander Haryanto