Masuk tirto.id
tirto.id - Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso, mendorong agar toko kelontong dapat beralih ke digitalisasi. Budi juga menyinggung banyak retail yang tutup akibat pola belanja masyarakat yang sudah berubah.
“Kalau dikelola secara tradisional ya enggak jalan-jalan, karena pemiliknya tidak bisa mengontrol dari sistem,” kata Budi saat menjadi narasumber dalam kuliah umum di Auditorium FISIPOL UGM pada Jumat (23/5/2025).
Budi mencontohkan, sistem manajemen yang dikelola dua toko retail raksasa yang berhasil saat ini. “Saat ini orang belanja untuk kebutuhan sekarang, akhirnya mereka memilih retail dan toko kelontong terdekat,” lanjutnya.
Sehingga, menurut Budi, banyak retail modern tidak menawarkan experience atau pengalaman baru yang mengakibatkan konsumen memilih belanja online.
Dalam upaya digitalisasi warung kelontong, Budi telah melakukan kerja sama dengan kampus, salah satunya UGM.
“Kami sudah kerja sama dengan UGM, programnya nanti kalau mahasiswa KKN itu bisa membantu digitalisasi pelaku usaha salah satunya toko kelontong,” kata dia.
Budi juga mengajak mahasiswa untuk mengambil peran untuk menjadi agregator ekspor mengingat produksi dan UMKM yang banyak.
Budi mengungkapkan bahwa ekspor sebagai penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) di Kuartal pertama sepanjang Januari-Maret 2025.
“Tahun lalu 2,29 persen, target tahun ini 7,1 persen. Dalam periode Januari hingga Maret ekspor kita 7,6 persen lebih tinggi dibanding tahun lalu,” paparnya.
Dalam kondisi perang dagang, Budi menyatakan bahwa kinerja ekspor harus tetap ditingkatkan dengan mencari pasar yang baru dan memberdayakan UMKM untuk bergerak bersama.
Penulis: Abdul Haris
Editor: Siti Fatimah
