Menuju konten utama

Mencari Pendamping Ridwan Kamil di Pilgub Jawa Barat

Pengurus Golkar sudah mengeluarkan nama, tapi ada Nasdem, PKB, dan PPP yang harus diajak berembuk.

Mencari Pendamping Ridwan Kamil di Pilgub Jawa Barat
Walikota Bandung, Ridwan Kamil. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Riset terbaru dari Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menyimpulkan bahwa kandidat terkuat Pemilihan Kepala Derah (Pilkada) Jawa Barat adalah Ridwan Kamil. Emil, demikian Wali Kota Bandung ini akrab disapa, unggul dalam survei terbuka ataupun semi terbuka dengan 820 responden dan margin error 3,5 persen dari tingkat kepercayaan data 90 persen.

Dalam survei terbuka, dalam arti penyurvei tidak menyodorkan daftar nama calon sama sekali, Ridwan Kamil disebut oleh 16,8 persen responden sebagai tokoh yang paling cocok memimpin Jawa Barat. Namun, angka ini belum ada apa-apanya ketimbang mereka yang belum menentukan pilihan, yang jumlahnya mencapai 70 persen.

"Untuk sementara, nama yang unggul dalam simulasi top of mind adalah Ridwan Kamil," kata Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan di kantor mereka yang terletak di Menteng, Jakarta, Kamis (2/11) kemarin.

Dalam simulasi yang sama, peringkat kedua diduduki oleh Deddy Mizwar. Artis kawakan ini memperoleh suara 3,8 persen. Di posisi ketiga ada Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang mendapat 2,2 persen suara. Di bawahnya ada nama Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) 1,5 persen dan Dede Yusuf 0,9 persen.

Baca juga:Lika Liku Ridwan Kamil Hingga Diusung Golkar di Pilkada Jabar

Nama Ridwan Kamil belum tergoyahkan dalam simulasi semi terbuka dengan pilihan 27 nama kandidat. Emil mengantongi suara lebih dari sepertiga suara responden, yakni 34,1 persen. Deddy Mizwar juga belum beranjak dari posisi kedua dengan angka 15,5 persen. Posisi ketiga yang berubah. Dalam simulasi ini, ada nama Dede Yusuf yang dipilih 9,9 persen responden. Posisi empat dan lima diduduki oleh Aa Gym dan Dedi Mulyadi dengan angka masing-masing 6 dan 5,6 persen.

Apabila disurvei dengan simulasi 10 nama, Ridwan Kamil semakin solid dengan mengantongi 38,7 persen suara, Deddy Mizwar 19,4 persen, Dede Yusuf 11,6 persen, Aa Gym 7,6 persen dan Dedi Mulyadi 6,7 persen.

Nama Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar terus menempel hingga diadu secara head to head. Dalam simulasi ini, Ridwan Kamil ternyata unggul 50,7 persen dibanding Deddy Mizwar yang hanya memperoleh angka 39 persen. Ridwan Kamil malah unggul jauh jika head to head dengan Dedi Mulyadi. Emil unggul hingga 64 persen.

"Posisi Ridwan Kamil selalu berada di atas yang lain. Disusul hampir selalu oleh Dedy Mizwar," kata Djayadi.

Baca juga:Pilgub Jabar 2018: PAN Sambut Baik Dukungan PDIP ke Deddy Mizwar

Perebutan Kursi Wakil untuk Sang Pemenang Survei

Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Tubagus Ace Hasan Syadzily, mengatakan bahwa meski menang dalam survei, Partai Golkar—sebagai salah satu partai pengusung Ridwan Kamil—tetap akan serius membahas strategi pemenangan. Salah satu faktor yang sedang dikaji mendalam adalah siapa sosok yang cocok mendampingi Emil sebagai Wakil Gubernur.

"Yang terpenting dari calon wakil gubernur adalah ia punya efek elektoral terhadap kemenangan Kang Emil," kata Ace. Atas alasan itu, Golkar kemudian memilih Daniel Muttaqien sebagai calon wakil gubernurnya. Daniel adalah Anggota DPR-RI periode 2014-2019 dari Golkar.

Menurut Ace, Daniel dapat mengisi kekurangan Emil di Pantura, wilayah di mana Daniel terpilih sebagai anggota DPR dengan perolehan suara sebanyak 91.958. "Itu bisa ditutupi oleh kekuatan personalnya Daniel," kata Ace.

Namun begitu, Emil sendiri belum memberikan jawaban karena dirinya juga diusung partai lain, Nasdem, PKB, dan PPP. Partai-partai ini tentu harus diajak berembuk. Terkait hal ini, menurut Ace, calon wakil dari Golkar harusnya diprioritaskan. Kasarnya, Emil harusnya menerima tawaran Golkar yang ingin dirinya bersanding dengan Daniel.

"Golkar [punya] 17 kursi [di DPRD Jawa Barat], lho. Artinya harusnya diprioritaskan," kata Ace.

Meski Golkar terkesan ngotot, Ketua DPW Partai Nasdem Jawa Barat Saan Mustopa memastikan Emil belum memilih siapa pun, termasuk Daniel atau calon wakil yang diusulkan partai koalisi lain. Nasdem sendiri mengusulkan agar partai koalisi melakukan kontes calon pendamping Emil. Calon-calon ini kemudian dipilih oleh semacam tim ahli yang terdiri dari kader partai ataupun yang berasal dari kalangan non-partai.

Kontes itu, katanya, diperlukan untuk memastikan Ridwan Kamil mendapat pasangan yang benar-benar layak.

Baca juga:Sekjen PDIP: Kami Sudah Ada Calon di Jabar, Tunggu Momen yang Pas

Bagaimana dengan Calon Lain?

Partai Gerindra—yang sempat mendukung Deddy Mizwar—menilai hasil survei ini tidak bisa dijadikan acuan Pilkada mendatang. Partai ini masih melihat besarnya persentase responden yang "belum memilih" dalam survei terbuka. Hasil survei SMRC, menurut kader Gerindra Supratman Andi Agtas, "tidak menggambarkan keadaan yang sesungguhnya."

Terkait pencalonan, menurut Supratman, Gerindra akan tetap melakukan komunikasi dengan PKS, dan pada akhirnya pilihan siapa tokoh yang akan diusung tetap dikembalikan ke Prabowo Subianto selaku ketua umum. Ia optimis siapa pun yang nanti dimajukan, mereka akan menang.

"Sepengetahuan saya, Jumat besok kemungkinan ada pertemuan antara pimpinan PKS dan Gerindra," katanya.

Sementara itu, Wasekjen DPP PKS Mardani Ali Sera, mengatakan mereka tetap mendorong Gerindra untuk mendukung Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu. "Gerindra juga sebenarnya sudah, ya [mendukung Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu]. Tapi karena [ada] satu dan lain hal, [pengumuman resmi] ditunda," akunya.

Namun, menurut Mardani, dukungan terhadap dua tokoh Jawa Barat ini mungkin saja berubah jika Demokrat masuk ke dalam poros yang sudah terbentuk (Gerindra-PKS-PAN).

Saat disinggung mengenai keterlibatan Netty Prasetiyani—kader PKS sekaligus istri Gubernur Jawa Barat periode 2008–2018, Ahmad Heryawan—dalam seleksi PDI Perjuangan di Pilkada Jabar, Mardani menegaskan PKS menghormati apa pun menuvernya. Namun, ia menegaskan bahwa partainya tetap tidak mendukung Netty.

"Kalau itu bagian dari komunikasi politik, dan Bu Netty luar biasa, diterima oleh banyak pihak. Tetapi keputusan yang dipakai sementara ini tetap Dedy Mizwar-Ahmad Syaikhu. Itu keputusan DPP," kata Mardani.

Baca juga artikel terkait PILGUB JABAR 2018 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Rio Apinino & Maulida Sri Handayani