tirto.id - Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saifuddin mengaku tenang karena bisa membantu pembentukan Sekolah Tinggi Agama Katolik berstatus negeri untuk pertama kalinya di Indonesia.
"Selama ini, hanya Sekolah Tinggi Agama Katolik yang belum berstatus negeri, sementara yang lain sudah ada. Namun, hari ini saya baru bisa tenang karena ini sudah didirikan dan sudah diresmikan," kata Lukman di Pontianak, Kamis (6/4/2017), seperti dikutip dari Antara.
Menag mengatakan Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak adalah sekolah tinggi negeri Katolik pertama di Indonesia. Untuk itu, ia meminta agar sekolah itu bisa menjadi contoh bagi sekolah tinggi agama Katolik lainnya.
"Kampus ini menjadi Perguruan Tinggi Katolik Negeri pertama di Indonesia, sehingga harus bisa menjadi contoh bagi sekolah tinggi agama Katolik lainnya," kata Menag saat meresmikan Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak.
Lukman juga mengatakan akan mengupayakan pengadaan dosen dan sejumlah persyaratan lainnya secepatnya. Ia berharap sekolah ini mampu melahirkan generasi muda Katolik yang memiliki integritas.
"Saya berharap dengan adanya lembaga pendidikan ini, bisa memaksimalkan upaya pengembangan agama Katolik melalui pendidikan agama. Sehingga ke depan, lembaga pendidikan ini bisa melahirkan generasi muda Katolik yang 100 persen Indonesia," katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia Peresmian STAKatN Pontianak, Andreas Muhrotien mengaku bersyukur, atas perjuangannya selama ini karena telah membuahkan hasil.
Lebih lanjut Andreas menjelaskan, awalnya kampus ini adalah milik swasta dengan nama Sekolah Tinggi Pastoral (STP) St. Agustinus, Keuskupan Agung Pontianak dan telah berdiri sejak tahun 2006 sampai 2017.
"Sejauh ini STP ST Agustinus Keuskupan Agung Pontianak ini sudah mencetak 1.250 lulusan dalam kurun waktu 10 tahun , bahkan sudah ada 31 mahasiswa pasca sarjana yang dihasilkan,” kata Andreas di tempat yang sama.
Untuk penyerapannya lulusan ini, kata dia, akan bisa menjadi tenaga pengajar untuk setiap sekolah yang ada di Kalbar, bahkan banyak yang mengisi pekerjaan sebagai pegawai CU," kata Andreas mengenai STAKatN yang saat ini berdiri di atas lahan 1,5 hektar dengan delapan kelas dan satu untuk asrama.
"Ke depan, dengan dukungan penuh dari pemerintah, ini tentu akan terus kita kembangkan agar bisa semakin baik. Kita berkomitmen untuk menciptakan guru agama Katolik yang berkualitas baik dengan meningkatkan SDM pengajarnya dan mahasiswa yang dihasilkan dari sekolah tinggi ini," tuturnya.
Menanggapi hal itu, Uskup Agung Pontianak, Munsinyor Agustinus Agus berharap dengan adanya sekolah tinggi itu, lulusannya tidak hanya bisa menjadi tenaga pengajar namun bisa menjadi pembina iman bagi anak-anak didiknya.
"Dengan kehadiran STAKatN Pontianak ini kita harapkan mampu memberikan perubahan besar bagi kemajuan pendidikan agama Katolik di setiap tingkatan pendidikan yang ada di Kalbar dan negara ini," kata Agus.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto