Menuju konten utama

Memperingati 44 Tahun Look Sharp! Debut Album Joe Jackson

Januari ini Look Sharp! debut album milik Joe Jackson memasuki usia 44 tahun.

Memperingati 44 Tahun Look Sharp! Debut Album Joe Jackson
Look Sharp Joe Jackson. FOTO/joejackson.com/

tirto.id - Januari ini Look Sharp! debut album milik Joe Jackson memasuki usia 44 tahun. Joe Jackson, adalah penyanyi dan penulis lagu kelahiran Staffordshire, Inggris, pada 11 Agustus 1954. Bisa dibilang Look Sharp! adalah album paling mbeling, yang muncul di tahun 1979.

Meski sampulnya nampak biasa saja, tapi kalau dibandingkan dengan album Sleep Dirt milik Frank Zappa, The Bells milik Lou Reed, atau self-titled album milik John Denver, yang rilis di tahun sama, maka Look Sharp! punya formula berbeda.

Sebagai album pertama, Joe benar-benar memikirkan konsep dan materi lagunya dengan matang, agar pas keluar langsung menohok. Dan terbukti. Dari sebelas lagu yang disuguhkan, Joe berani mencampur adukkan berbagai warna musik.

Reggae-nya ada, blues-nya ada, power pop-nya ada, punk-nya ada, rock 'n' roll-nya ada, sentuhan jazz-nya juga ada. Sudah seperti gado-gado, dan ini yang jarang dilakukan oleh penyanyi-penyanyi solo pada era itu.

Makanya tak heran kalau pada 2013 lalu, majalah Rolling Stone mewalakkan Look Sharp! diperingkat 98, dalam daftar 100 album debut terbaik sepanjang masa.

Bahkan sampul albumnya yang terlihat biasa saja itu, masuk pula dalam daftar 100 sampul album terbaik sepanjang masa, versi majalah yang sama.

Look Sharp! ditangani oleh produser handal asal Amerika, David Kershenbaum. Proses rekamannya berlangsung di studio Eden, yang berlokasi di London Barat.

Album ini mendapuk “One More Time” sebagai track pembuka. Lagu dengan corak pop rock ala The Jam ini, terinspirasi oleh keretakkan hubungan Joe dengan mantan pacarnya Jill. Konon dalam penggarapannya, Joe menggunakan piano upright murah.

Kemudian disusul lagu sindiran untuk wartawan hiburan, berjudul “Sunday Papers” yang kental dengan unsur rocksteady. Lalu "Is She Really Going Out with Him?" berada di track ketiga. Lagu ini sebetulnya sudah rilis dalam format single pada 1978, tapi responsnya kurang greget. Ironisnya dua tahun kemudian lagu ini masuk nominasi Grammy Award, untuk kategori Best Male Rock Vocal Performance pada 1980.

Saya kadang terpikir kalau "Is She Really Going Out with Him?" punya koneksitas dengan lagu “New Rose” The Damned yang rilis pada 1976, sebab pada bait pertamanya muncul pula kalimat is she really going out with him?. Entah Joe memang terinspirasi dari situ atau tidak, tapi ia memang mengaku menyukai The Damned dan The Clash.

Pada 2003, "Is She Really Going Out with Him?" dibawakan ulang oleh Sugar Ray dan termuat dalam album kelima mereka, In the Pursuit of Leisure (2003). Band ska punk Goldfinger juga membawakan ulang lagu tersebut, dalam album Darrin's Coconut Ass: Live from Omaha (1999).

Lagu selanjutnya adalah “Happy Loving Couples”, yang sepintas mengingatkan kita pada band asal California, Smash Mouth. Sementara pada lagu “Throw It Away” dan lagu “Baby Stick Around” menjadi bukti kalau Joe menaruh minat pada rock 'n' roll. Lagu “Baby Stick Around” bahkan kalau disimak, bagian verse-nya agak mirip dengan lagu “King Rocker” (Valley of the Dolls, 1979) milik Generation X.

Sedangkan pada lagu “Look Sharp!”, Joe membalutnya dengan irama power pop yang danceable. Lagu ini pernah dibawakan ulang oleh Koufax, band indie rock asal Ohio, Amerika, dan termuat dalam mini album mereka Why Bother At All (2005).

Di track berikutnya, ada lagu berjudul “Fools In Love”. Lagu bernuansa white reggae ini ditulis oleh Joe, saat masih jadi personel band Koffee & Kream. “Fools In Love” berkisah tentang seseorang yang dipecundangi oleh cinta.

Pada lagu “(Do The) Instant Mash” sound-nya beda lagi, kali ini Joe mencoba bereksperimen dengan irama blues rock. Kemudian beralih ke lagu “Pretty Girl”, yang berkisah tentang wanita-wanita berpakaian seksi di jalan, yang membangkitkan libido.

Karena lagu “Pretty Girl”, saya mengira Joe tipe laki-laki buaya darat, terlebih dengan penampilannya yang flamboyan. Namun dalam buku otobiografinya Joe Jackson: A Cure For Gravity (1999), ia malah mengaku seorang biseksual. Bahkan dalam sebuah wawancara pada 2001, Joe bicara blak-blakan kalau sedang menjalin hubungan dengan seorang pria.

Look Sharp! dipungkasi oleh lagu "Got the Time". Lagu sarat distorsi, bertempo cepat plus dipadu dengan cabikan bass Graham Maby yang renyah, membuat saya berpikir kalau Joe turut berkontribusi, bagi perkembangan genre hardcore punk. Tentunya dengan tidak mengenyampingkan mini album Out of Vouge (1978) milik The Middle Class, Nervous Breakdown (1979) milik Black Flag, dan album GI (1979) milik The Germs.

"Got the Time" memang agak ganjil, karena dari segi sound jomplang dengan lagu-lagu lainnya. Saking uniknya, membuat band thrash metal Anthrax tertarik menggarap ulang lagu ini, yang termuat dalam album Persistence of Time (1990).

Dari semua keistimewaan album ini, wajar kalau Look Sharp! diganjar bintang lima oleh majalah Rolling Stone dan Allmusic. Di Inggris penjualannya laris manis bak kacang goreng. Sedangkan di Belanda dan Amerika mencapai predikat gold. Di Kanada bahkan meraih predikat platinum.

Di tanah air sendiri saya menduga kasetnya juga beredar. Mengingat pembajak kaset di era 70-an dan 80-an, yang cenderung merilis band-band atau karya musisi Inggris, karena efek dari British Invasion.

Tak bisa dimungkiri Look Sharp! adalah buah kejeniusan Joe Jackson, dan harus kita akui pula kemampuannya dalam menulis lagu memang jempolan. Banyak karya-karya miliknya yang menjadi hits, dan dibawakan ulang oleh para musisi. Kerennya lagi, dia punya banyak karya yang tak lekang oleh waktu (timeless), meski didengarkan pada saat ini. []

Baca juga artikel terkait JOE JACKSON atau tulisan lainnya dari Nor Rahman Saputra

tirto.id - Musik
Penulis: Nor Rahman Saputra
Editor: Nuran Wibisono

Artikel Terkait