tirto.id - Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti mengatakan ada keinginan kuat bagi Ketum PDIP, Megawati Soekarno Putri untuk mengajak Ketum Gerindra, Prabowo Subianto membuat kekuatan baru.
Menurut Ray, pertemuan mereka di Jalan Teuku Umar, Menteng menunjukan adanya rencana bahwa keduanya mungkin akan mengulangi duet Pilpres 2009 untuk politik 2024 mendatang.
Menurut Ray, ada keinginan Megawati untuk menggaet Prabowo. Selain untuk politik 2024, ada kemungkinan juga Prabowo diharapkan dapat ikut dalam gerbong pemerintahan Jokowi saat ini.
“Pertemuan Pak Prabowo dan Megawati itu pertemuan politik saya bisa melihat Megawati mencoba membuat kekuatan baru,” ucap Ray dalam diskusi di Gado-Gado Boplo, Cikini pada Sabtu (27/7/2019).
“Ada banyak alasan mengapa Ibu Mega menarik Prabowo masuk ke koalisi karena alasan historis dua tokoh ini baik-baik saja pernah jadi capres cawapres,” tambah Ray.
Politisi PDI Perjuangan, Erwin Moeslimin Singajuru pun tampak menunjukan adanya kemungkinan langkah itu akan diambil partainya. Dalam pernyataan penutupnya ia sempat menyinggung bahwa tak ada landasan hukum untuk membuat kondisi gemuk apalagi adanya situasi yang cukup permanen.
“Relialitas politik semua karena sistem menciptakan iklim koalisi yang gemuk sekarang itu enggak ada landasan hukumnya. Kita tidak mengenal kondisi permanen. Artinya ini lebih kepada mengutamakan sikap kenegarawanan dan konsitensi memegang amanah,” ucap Erwin dalam kesempatan yang sama.
“PDIP berharap bisa berjalan 01, 02, ke 03 terima kasih,” tutupnya..
Namun, Ketua DPP Partai Nasdem, A. Effendy Choirie memastikan bahwa ia tak akan setuju bila ada penambahan partai dalam koalisi. Apalagi berasal dari partai yang kalah pada pemilu kemarin. Ia mengatakan jumlah partai yang ada dalam koalisi saat ini sangat cukup untuk mengawal Jokowi 5 tahun ke depan.
“Yang menang jelas yang kalah jelas. Saya kira cukup untuk mengawal serta 5 tahun ke depan Jokowi untuk presiden ke dua tak usah khawatir terhadap ini,” ucap Effendy dalam diskusi di Gado-Gado Boplo, Cikini pada Sabtu (27/7)
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Irwan Syambudi