Menuju konten utama

Megawati Hibur Whisnu Sakti yang Gagal Jadi Bakal Cawalkot Surabaya

Nama Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana sempat menjadi kandidat kuat mendapatkan rekomendasi DPP PDIP untuk maju di Pilwalkot Surabaya.

Megawati Hibur Whisnu Sakti yang Gagal Jadi Bakal Cawalkot Surabaya
Wakil Walikota Surabaya, Whisnu Sakti Buana saat mengikuti acara pengumuman calon kepala daerah Gelombang V yang diusung PDIP pada Pilkada Serentak 2020, Rabu (2/9/2020). foto/Humas PDIP

tirto.id - DPP PDI Perjuangan (PDIP) akhirnya memilih untuk mengusung Ery Cahyadi-Armuji sebagai calon wali kota-calon wakil wali kota pada Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Surabaya. Dari sekian nama yang diajukan, DPP PDIP memilih nama Ery ketimbang nama lainnya.

Ery Cahyadi merupakan seorang birokrat di pemerintahan Kota Surabaya yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya. Ery disebut-sebut sebagai sosok yang diajukan Risma ke DPP PDIP agar bisa meneruskan kepemimpinannya.

Sementara, pasangannya Armuji merupakan kader PDIP yang juga anggota DPRD Jawa Timur. Pria berumur 55 tahun ini juga pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Surabaya selama dua periode.

Salah satu nama yang sebelumnya digadang-gadang bakal mendapatkan rekomendasi dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri adalah Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana.

Whisnu adalah salah satu nama bakal calon walikota Surabaya dan merupakan kader PDIP. Namanya sempat menjadi kandidat kuat lantaran mendampingi Tri Rismaharini selama 10 tahun terakhir.

"Aku terima kasih banget loh sama Whisnu," kata Megawati saat pengumuman calon kepala daerah Gelombang V Menuju Pilkada Serentak 2020 secara daring, Rabu (2/9/2020).

Megawati pun meminta agar kamera diarahkan ke Whisnu yang hadir secara virtual bersama jajaran DPD PDIP Jawa Timur. Megawati terlihat berat hatinya untuk tak memilih Whisnu sebagai calon wali kota Surabaya. Apalagi Megawati kenal dengan mendiang ayah Whisnu, Soetjipto Soedjono yang pernah menjabat sebagai Sekjen PDIP.

"Aku tahu pasti kamu yo kelingan [teringat, red] sama Pak Tjip [ayahanda Whisnu.red]. Makanya saya sengaja suruh datangkan yang namanya Bambang Pacul sama Pak Djarot Saiful Hidayat, ada juga Mbak Puti. Jangan ada yang bilang Ibu Mega itu membuang yang namanya Whisnu. Tidak," kata Megawati.

Ia pun menolak tegas bila ada anggapan bahwa ia sengaja membuang nama Whisnu dan memilih calon lain untuk berlaga pada Pilkada Surabaya.

"Nah ini saya berhadapan sama kamu. Tidak akan saya buang. Terima kasih selama ini membantu Mbak Risma," pungkas Megawati.

Baca juga artikel terkait PILWALKOT SURABAYA atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Zakki Amali