tirto.id - Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menilai pemerintah perlu melakukan audit pada operator telekomunikasi menyusul dampak pemadaman listrik massal PLN.
Menurut Tulus, operator seharusnya menyediakan sumber listrik cadangan berupa genset bagi menara Base Transceiver Station (BTS) sehingga ketika terjadi pemadaman listrik maka layanan komunikasi tetap berjalan.
“Yang kita audit kenapa BTS itu gak ada genset. Harusnya ada. Kalau gak ada listrik itu tetap bisa dihidupkan,” ucap Tulus kepada wartawan saat ditemui di Hotel Sari Pasifik pada Juamt (9/8/2019).
Tulus mengatakan bila seandainya operator telekomunikasi sudah menerapkan ini, maka masalah jaringan selama pemadaman listrik pada Minggu (4/7/2019) lalu tak akan terjadi. Sebab masalah telekomunikasi ini diyakini turut memperburuk dampak dari putusnya jaringan listrik yang memang menjadi tanggung jawab PT PLN.
“Kami minta masing-masing operator membuat genset jadi sinyal tidak mati kalau listrik padam,” ucap Tulus.
Namun, Tulus mengatakan dampaknya lebih besar dari sekadar masyarakat gagal melakukan komunikasi satu dengan yang lain. Untuk kasus ini, ia menerima aduan dari sopir ojek online yang tergabung dalam suatu perkumpulan.
Mereka, kata Tulus, mengadukan jatuhnya pendapatan mereka selama mati listrik hanya karena jaringan telekomunikasi lumpuh. Kali ini pihak yang dituju pun tidak hanya PLN, tetapi juga perusahaan telekomunikasi.
“Banyak pengaduan di Jawa. Saya dapat pengaduan dari DPP Persaudaraan sopir ojek online. Ketika listrik mati order hampir enggak ada karena akses internet mati,” ucap Tulus.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri