Menuju konten utama

Masa Karantina Corona Sekarang Jadi 10 Hari, Kata CDC

Karantina COVID-19 sekarang dipersingkat jadi 10 hari dan 7 hari setelah dites negatif, menurut CDC.

Masa Karantina Corona Sekarang Jadi 10 Hari, Kata CDC
Ilustrasi Karantina Mandiri. foto/istockphoto

tirto.id - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah mempersingkat masa karantina Corona bagi kontak dekat orang dengan COVID-19.

Periode itu sekarang adalah 10 hari jika orang tersebut tidak menunjukkan gejala, sementara jika orang tersebut tidak memiliki gejala dan mendapat tes negatif pada waktu yang tepat maka periodenya lebih singkat lagi, yakni 7 hari.

Sebelumnya, CDC merekomendasikan agar kontak dekat dengan pasien positif Corona harus dikarantina selama 14 hari setelah terpapar.

Namun, pedoman barunya mengatakan orang dapat berhenti mengkarantina diri setelah 10 hari jika tidak ada gejala yang muncul; bahkan lebih awal, pada tujuh hari, jika hasil tes mereka negatif untuk virus dengan tes diagnostik pada Hari ke-5 atau setelahnya.

Dikutip dari Live Science, Dr. John Brooks, Kepala Medis untuk tanggapan COVID-19 CDC mengatakan, baik tes PCR dan tes antigen akan bekerja untuk tujuan ini.

Bagi mereka yang dites di luar karantina, mereka bisa mendapatkan tes diagnostiknya hingga 48 jam sebelum hari ketujuh, sedini mungkin pada hari ke-5.

Jika hasil tes negatif datang dengan cepat, mereka harus tetap di karantina sampai hari ke-7. Tetapi bila hasil tes datang lebih lambat dari hari ke-7, mereka harus menunggu untuk keluar dari karantina sampai mereka mendapatkan hasilnya.

"Bahkan setelah keluar dari karantina lebih awal, orang masih harus memperhatikan gejala selama 14 hari penuh setelah terpapar," kata Dr. Henry Walke, manajer insiden CDC untuk tanggapan COVID-19.

"Rekomendasinya didasarkan pada pemodelan ekstensif, tidak hanya oleh CDC. Semua [studi] ini mengarah ke arah yang sama," tambah Brooks.

Menurut Brooks, rekomendasi baru memang membawa risiko kecil karena beberapa orang dapat menyebarkan virus setelah keluar dari karantina.

Namun, risikonya cukup kecil, diperkirakan bahwa seseorang yang berhenti pada Hari ke-10 memiliki risiko sekitar 1% untuk menyebarkan virus, sementara seseorang yang keluar pada Hari ke-7 dengan hasil tes negatif memiliki risiko 5%.

Dan tentu saja, CDC menyarankan mereka yang keluar dari karantina untuk terus mengambil tindakan pencegahan lain, seperti melacak gejala, menjaga jarak sosial, dan memakai masker.

"Ketika kami mendapatkan lebih banyak orang untuk menyelesaikan itu [karantina yang lebih pendek], secara keseluruhan, itu akan menghasilkan lebih sedikit infeksi," ujar Brooks.

Dengan kata lain, sambung Brooks, jika lebih banyak orang yang mematuhi karantina pendek daripada karantina panjang, manfaatnya harus lebih besar daripada risiko mereka meninggalkan karantina lebih awal.

Brooks menyebutkan, karantina 14 hari dapat menimbulkan beban ekonomi yang besar bagi mereka yang tidak dapat bekerja selama waktu itu, sehingga karantina yang lebih pendek kemungkinan akan meningkatkan kepatuhan.

Sulit untuk mengumpulkan data tentang berapa banyak orang yang biasanya menyelesaikan karantina 14 hari, tetapi secara anekdot, departemen kesehatan masyarakat setempat telah melaporkan akun orang yang berhenti terlalu cepat, kata Walke.

"Saya pikir adalah hal yang baik bahwa orang memiliki pilihan untuk mencegah infeksi," kata Dr. Cindy Friedman, kepala cabang kesehatan pelancong di CDC.

Sementara rekomendasi CDC untuk karantina telah berubah, pedoman badan tentang isolasi diri untuk orang yang dites positif COVID-19 masih belum disepakati.

CDC mengatakan bahwa orang dapat keluar dari isolasi pada hari ke-10 penyakit mereka, asalkan mereka tidak mengalami gejala dalam waktu 24 jam.

Sedangkan untuk perjalanan liburan musim dingin, kata Friedman, hal yang paling aman untuk dilakukan adalah menunda perjalanan liburan dan tinggal di rumah.

Bagi mereka yang bepergian, ada cara agar perjalanan lebih aman. CDC merekomendasikan para pelancong untuk diuji satu hingga tiga hari sebelum perjalanan mereka, dan kemudian tiga hingga lima hari setelah tiba di tujuan mereka.

Setelah kembali ke rumah, pelancong harus menghilangkan aktivitas yang tidak penting selama setidaknya tujuh hari dan melacak gejalanya selama dua minggu.

"Kami tahu ini keputusan yang sulit, dan orang perlu waktu untuk mempersiapkan dan berdiskusi dengan keluarga atau teman untuk membuat keputusan ini. Rekomendasi kami mencoba memberi alat yang mereka butuhkan untuk membuat pilihan sulit ini," tukas Friedman.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH