tirto.id - Tanggal 20 Desember selalu diperingati sebagai Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN). HKSN bemula dari usaha mempertahankan kemerdekaan pada 1945 hingga 1948. Saat itu di Yogyakarta, ibukota Indonesia, Juli 1949 Kementrian Sosial menyadari bahwa harus ada pemulihan sosial masyarakat Indonesia.
Pada peringatan HKSN 2019 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Jumat (20/12/2019) Wakil Presiden Indonesia, Ma’ruf Amin mengatakan setidaknya ada dua persoalan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia dan seharusnya dapat diatasi jika kesetiakawanan sosial dapat diwujudkan dalam masyarakat.
Persoalan yang pertama adalah intoleransi dalam berbagai perbedaan seperti agama, etnis, pendapat, hingga perbedaan sikap politik yang semakin tajam dan berpotensi mengganggu stabilitas kehidupan sosial masyarakat.
“Intoleransi bukan hal yang sepele yang jika dibiarkan akan menjadi sumber radikalisme bahkan yang paling ekstrem dapat menjadi benih terorisme,” ujar Wapres dikutip dari Antara.
Persoalan kedua terkait kesejateraan sosial yang meliputi kemiskinan dan ketimpangan. Meskipun menurutnya angka kemiskinan dan ketimpangan telah menurun pada periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Ia menambahkan saat ini seharusnya kita belajar dari berbagai kasus kerusuhan sosial atau konflik antar masyarakat yang jadi salah satu penyebab ketimpangan ekonomi yang lebar. Jumlah penduduk masyarakat Indonesia yang besar yakni mencapai 25 juta jiwa juga menjadi faktor terjadinya hal tersebut.
“Dengan memahami arti kesetiakawanan sosial dalam diri setiap manusia Indonesia hingga dapat menjadi manusia Indonesia yang menghargai perbedaan,” kata Ma’ruf Amin.
“Saya melihat peran kesetiakawanan sosial sangat penting dalam upaya membantu mempercepat menurunkan tingkat kemiskinan dan ketimpangan. Upaya pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan kapasitas kegiatan ekonomi masyarakat misalnya hanya dapat terlaksana jika masyarakat memiliki rasa kesetiakawanan yang tinggi untuk membantu,” tambah Ma’ruf Amin.
Ia berharap peringatan HKSN ini dapat memberi stimulus berbagai kegiatan dan aksi pedul di masyarakat dalam berbagai bentuk. Selain itu, diharapkan pula ada kerekatan sosial yang dapat meminimalisisr ketimpangan sosial dan menciptakan kedaulatan sosial.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari