tirto.id - “Tidak ada integrated circuits (IC) ukuran besar, tidak ada komputer, tidak ada closed-circuit television (CCTV), tidak ada layar LCD. Saya tidak bisa mengatakan semua yang belum tersedia di tahun 1973. Tapi, kita telah membangun telepon bertahun-tahun dan beberapa tahun (membangun) telepon di mobil, dan kita (Motorola) menyatakan bahwa inilah saatnya untuk komunikasi (mobile) personal, karena pada dasarnya tiap orang bergerak.”
Martin Cooper, seorang teknisi dan inovator yang bekerja untuk Motorola membagikan penggalan kisah hidupnya dalam sebuah wawancara pada 2010 dengan jurnalis CNN Tas Anjarwalla. Potongan ucapan itu bagian dari motivasinya untuk menciptakan sebuah ponsel “sesungguhnya.” Di awal 1970-an, saat Cooper belum mengeluarkan inovasinya, dunia memang belumlah mengenal ponsel seperti saat ini.
Kala itu orang memang bisa melakukan panggilan telepon secara mobile, di luar kantor atau rumah atau tempat tak bergerak lainnya. Namun, panggilan telepon harus dilakukan dengan mobil yang telah dipasangi sistem telepon khusus. AT&T merupakan perusahaan yang menawarkan layanan ini.
Pada Juni 1946 telepon berbasis mobil diluncurkan oleh Bell Company atau AT&T. Ini merupakan hasil kerja keras tim yang dipimpin oleh Alton Dickieson dan D. Mitchell. Hampir dua tahun selepas sambungan telepon pertama menggunakan telepon berbasis mobil itu diperagakan, AT&T memiliki 5.000 pelanggan yang tersebar hampir 1.000 kota.
Telepon berbasis mobil yang ditawarkan AT&T kurang sukses karena punya keterbatasan panggilan. Pada awal kemunculannya, hanya tiga pelanggan yang diperkenankan melakukan panggilan secara bersamaan. Ini terjadi karena alokasi spektrum yang kecil yang disetujui Federal Communication Commision (FCC). Ini antara lain terjadi karena telepon berbasis mobil menggunakan sinyal yang berjalan di VHF (very high frequency), sinyal yang sama yang dimanfaatkan radio FM.
Selain itu, telepon berbasis mobil relatif berharga mahal pada saat itu. Orang-orang yang tidak memiliki mobil harus gigit jari tak bisa memanfaatkan layanan ini. Barulah kemudian di 1973, Martin Cooper dan rekan-rekannya di Motorola membawa perubahan. Ponsel sungguhan akhirnya menyapa dunia, meski belum sempurna seperti ponsel modern yang kita kenal saat ini.
Martin Cooper lahir pada 26 Desember 1928 di Chicago, Illinois, AS. Anak dari Arthur dan Mary Cooper. Ia menggenggam gelar sarjana teknik elektrik pada 1950 dari Illinois Institute of Technology. Kemudian, Cooper memperoleh gelar master di bidang yang sama dan dari institusi yang sama pada 1957.
Di masa antara lulus sarjana dan kuliah sebagai mahasiswa pascasarjana, Cooper pernah menjadi tentara pada Angkatan Laut, AS. Cooper ditugaskan pada Perang Korea yang terjadi 1950 hingga 1953. Ia bekerja pada kapal selam angkatan militer tersebut.
Selepas menghabiskan masa tugasnya sebagai tentara, Cooper kemudian bergabung pada Teletype Corporation. Bekerja pada unit yang menciptakan komunikasi remote. Kemudian, Cooper pindah bekerja pada Motorola. Di masa awal bersama Motorola, Cooper bekerja di divisi yang menciptakan radio komunikasi polisi.
Menurut Cooper semenjak kecil ia memang sering membayangkan bagian per bagian suatu perangkat. Dan menciptakan suatu perangkat ialah impian kecilnya. Bersama Motorola, memori masa kecil itu kemudian mewujud nyata.
Motorola DynaTAC (Dynamic Adaptive Total Area Coverage), ponsel berukuran 9 inci dengan berat 2,5 pounds yang mampu digunakan untuk menelepon selama 35 menit dalam sekali pengisian baterai yang menghabiskan waktu 10 jam. DynaTAC merupakan telepon selular sungguhan yang tak memerlukan mobil seperti yang ditawarkan AT&T.
DynaTAC dibuat Cooper beserta timnya dalam waktu 3 bulan. Waktu yang terhitung singkat mengingat Cooper memerlukan ribuan bagian untuk membangun ponsel tersebut. Sebuah percobaan sambungan telepon pertama di jalanan New York pada 3 April 1973 menjadi catatan penting bagi dunia teknologi komunikasi. Pada sambungan pertama itu Cooper menghubungi Joel S. Engel, karyawan AT&T, yang menurut penuturan Cooper pada The Verge di 2012 silam memiliki posisi yang mirip dengannya di Motorola.
“Joel, saya menghubungimu dari telepon selular, telepon seluler sungguhan, yang digenggam, portabel, telepon selular sebenarnya,” kata Cooper menirukan panggilan telepon seluler bersejarah tersebut.
“Asumsi saya (Joel S. Engel) menggigil. Ia (menerima panggilan itu) dengan baik dan kemudian menutup panggilan. Ketika saya tanya (Joel S. Engel) tentang peristiwa itu, ia bilang bahwa ia tak mengingat peristiwa tersebut,” kata Cooper yang menerangkan lebih lanjut panggilan bersejarah itu kepada Tas Anjarwalla.
Karyanya itu kemudian memperoleh paten bernomor 3906166 dengan judul “Radio Telephone System.” Selain itu, Majalah Time pada 2007 menobatkan hasil ciptaan Cooper sebagai penemuan terbaik. Pada 2013, Cooper menerima Charles Stark Draper Prize dari National Academy of Engineering.
Meskipun DynaTAC lahir ke publik pada 1973, ponsel tersebut tak bisa digenggam masyarakat umum hingga 1983. Ini, menurut penuturan Cooper, terjadi karena ongkos produksi yang terbilang mahal. Diperkirakan, satu unit DynaTAC membutuhkan biaya pembuatan hingga $1 juta.
“(DynaTAC) bukanlah produk komersial dan jika ingin membuatnya dibutuhkan biaya hingga sejuta dolar. Seiring berjalannya waktu kami (akhirnya) membuat produk komersial, itu terjadi 10 tahun kemudian. Kami tidak menjual produk ini hingga Oktober 1983, dan ponsel tersebut kemudian dihargai US$3.900 (kala itu),” terang Cooper.
Selain itu, jaringan yang dapat digunakan DynaTAC belum siap. Ini terutama jika DynaTAC tidak ingin bernasib seperti telepon berbasis mobil milik AT&T yang terbatas di sisi jumlah panggilan yang bisa dilakukan.
“Tantangannya ialah untuk menciptakan jaringan yang kami janjikan pada saat itu bahwa kami hanya membutuhkan tiga megahertz spektrum,” ungkap Cooper pada BBC.
Dalam laporan Wired, DynaTAC lama diluncurkan karena harus berdamai dengan berbagai aturan yang ditetapkan Federal Communication Commision.
Saat dijual bebas pada publik, DynaTAC mengalami beberapa perubahan dibandingkan versi 1973. Perubahan itu terutama ukuran yang sedikit mengecil dan beratnya menjadi sekitar 450 gram.
Kini, hampir 45 tahun berlalu semenjak Cooper dan Motorola mempublikasikan revolusi di bidang telekomunikasi itu, penduduk dunia telah akrab dengan ponsel.
Diperkirakan ada 7,19 miliar ponsel di seluruh dunia. Hampir mirip dengan angka total populasi manusia dunia. Selain soal jumlah, ponsel juga telah mengalami evolusi dari semenjak Cooper memperkenalkannya. Perubahan terutama terkait lahirnya konsep “pintar” atau smartphone serta kehadiran aplikasi-aplikasi mobile yang sangat beragam.
“Well, kami tahu bahwa suatu saat setiap orang akan memiliki ponsel, tapi sungguh sangat sulit dibayangkan ini akhirnya terjadi di masa hidup saya [...] Saya memilih Motorola Droid untuk saya gunakan. Saya selalu mencoba ponsel terbaru apapun itu. Saya memiliki iPhone untuk beberapa waktu. Saya berpikir ponsel Android mengejar (iPhone) saat ini, dan versi terbaru ponsel Android sedikit lebih baik, jika menghindari kata sangat baik, daripada iPhone,” ungkap Cooper mengomentari evolusi ponsel yang terus berkembang.
“Kami tak memiliki pemikiran apapun soal sesuatu seperti Facebook dan Twitter, atau konsep (aplikasi) lainnya, tidak terpikirkan,” tambahnya.
Ponsel kini telah berubah jauh dibandingkan apa yang diciptakan Cooper. Segala hal hampir bisa dilakukan ponsel pintar hari ini. Namun, capaian tinggi dari evolusi ponsel hari ini tak bisa melupakan jasa-jasa Cooper dan timnya beberapa dekade lalu.
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra