tirto.id - Pemimpin eksekutif Facebook Mark Zuckerberg selama total 10 jam dalam dua hari kemarin telah menjawab pertanyaan-pertanyaan dari hampir 100 pembuat kebijakan Amerika Serikat.
Zuckerberg menangkis pertanyaan-pertanyaan tentang seberapa besar kendali orang pada data-data mereka di jaringan media sosial terbesar di dunia itu tanpa kesalahan, dan menghindari dipojokkan untuk mendukung regulasi baru pemerintah.
Dilansir Reuters sebagaimana diberitakan Antara, dalam satu sesi pada sidang kedua di hadapan Komite Energi dan Perdagangan parlemen, Zuckerberg melemahkan pernyataan sendiri dengan menyatakan bahwa dia merupakan salah satu dari 87 juta pengguna Facebook yang datanya digunakan oleh konsultan politik Cambridge Analytica. Namun dia tidak menyampaikan rincian mengenai hal itu.
Pengakuan bahwa Zuckerberg sendiri sebagai pendiri Facebook tidak bisa melindungi datanya sendiri melemahkan pernyataan-pernyataannya di pengadilan sebelumnya.
Hal ini menggarisbawahi masalah Facebook dan menjadikan para pembuat kebijakan skeptis bahwa pengguna bisa dengan mudah menjaga informasi mereka. Hal ini juga menggugurkan pernyataan yang semula dijelaskan bahwa legislasi lebih lanjut untuk mengatur Facebook tidak diperlukan.
"Bagaimana pengguna bisa memegang kontrol terhadap data mereka jika Facebook tidak memiliki kendali terhadap data itu?" kata perwakilan dari New Jersey, Frank Pallone, pada awal sidang di Komite Energi dan Perdagangan.
Zuckerberg menyatakan audit untuk aplikasi-aplikasi yang memungkinkan pengumpulan dan pembagian data pengguna secara tidak pantas akan memakan waktu berbulan-bulan.
"Saya membayangkan kami akan menemukan beberapa aplikasi yang mungkin melakukan aktivitas yang mencurigakan atau menyalahgunakan data,” kata dia.
Seperti dalam sidang Selasa di Senat, Zuckerberg dalam sidang komite parlemen juga menolak berjanji untuk mendukung legislasi baru atau mengubah cara jejaring sosialnya berbisnis.
Sebelumnya, Zuckerberg mengakui perusahaan telah membuat kesalahan dalam menangani 50 juta data pengguna. Ia menjanjikan langkah yang lebih keras untuk membatasi akses pengembang terhadap informasi yang tidak aman terkait skandal Cambridge Analytica.
Jaringan media sosial terbesar dunia itu disebut gagal melindungi puluhan juta data penggunanya yang digunakan untuk membantu Donald Trump memenangi pemilihan presiden 2016.
Berbicara kepada CNN, Facebook berkomitmen untuk menghentikan campur tangan dalam pemilihan paruh waktu di Amerika Serikat pada November serta pemilihan di India dan Brasil.
Terkait skandal pencurian data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica, pihak Facebook juga akan membatasi aplikasi yang terkoneksi dengan penggunanya.
Facebook akan memutus akses aplikasi yang terhubung dengan akun pengguna FB ketika dalam tiga bulan tak menggunakan aplikasi itu. Sebab terdapat ribuan aplikasi yang dibiarkan terkoneksi ke akun Facebook yang memungkinkan pengembang aplikasi mengumpulkan data pengguna FB.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani