tirto.id - Mario Balotelli mendukung penuh usulan Presiden Asosiasi Pesepakbola Italia (AIC), Damiano Tomassi, yang meminta agar Liga Italia Serie A 2019/2020 dihentikan demi meminimalisir penyebaran wabah virus Corona atau Covid-19. Menurut striker Brescia ini, kesehatan jauh lebih penting dari segalanya, termasuk uang.
“Saya setuju dengan Anda [Damiano Tomassi] seratus persen. Uang tidak sebanding dengan kesehatan kita, kita harus bangun!” cuit pesepakbola berjuluk Super Mario ini lewat Instagramstory beberapa waktu lalu menanggapi saran yang diusulkan Tomassi.
“Jangan menulis sampah kepada saya seperti: Tapi Anda terlindungi! Apa bedanya jika Anda bermain atau tidak? Tidak ada yang terjadi pada Anda di balik pintu tertutup! Jangan mengambil satu-satunya kesenangan yang dimiliki orang di akhir pekan zona merah!” imbuhnya.
Pemain tim nasional Italia yang pernah memperkuat Inter Milan, Manchester City, AC Milan, dan Nice ini menambahkan, "Saya sudah tidak bisa melihat anak-anak saya karena Coronavirus terkutuk ini, karena seperti yang Anda tahu mereka tidak tinggal di Lombardy, jadi itu sudah menyebalkan dan menyedihkan. Kawan-kawan, Anda jangan bercanda dengan kesehatan."
Pemerintah Italia sudah memutuskan bahwa seluruh agenda olahraga, termasuk Liga Italia Serie A, dihentikan sementara dan baru akan digelar lagi pada 3 April 2020 mendatang. Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte juga mengumumkan Italia berada di zona merah.
Sebelumnya, Damiano Tomassi selaku Presiden Asosiasi Pesepakbola Italia (AIC) menulis surat terbuka kepada pemerintah dan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) untuk menghentikan Liga Serie A 2019/2020 terkait wabah virus corona.
“Menghentikan sepak bola adalah tindakan paling berguna bagi negara saat ini. Tim-tim yang harus kami beri dukungan adalah bermain di rumah sakit dan pusat darurat kami," cuit mantan gelandang AS Roma dan Timnas Italia ini via Twitter.
Italia memang menjadi negara Eropa yang paling parah terdampak wabah Corona. Hingga tanggal 9 Maret 2020, terdapat 7.375 kasus positif Corona, 366 di antaranya dikonfirmasi meninggal dan 622 berhasil pulih.
Salah satu kiblat sepak bola dunia ini juga merupakan negara ketiga di dunia dengan kasus positif terbanyak dan jumlah korban meninggal paling banyak kedua setelah Cina.
Editor: Fitra Firdaus