tirto.id - Peristiwa vulkanisme atau kegunuapian tidak hanya menimbulkan kerugian, tetapi juga manfaat. Peristiwa vulkanisme sendiri kerap terjadi di Indonesia sebagai negara dengan jumlah gunung api terbanyak di dunia
Akibatnya, peristiwa vulkanisme seolah tidak lepas dari kehidupan masyarakat Tanah Air serta membuat orang-orang terbiasa dengan keberadaannya, terutama bagi mereka yang bertempat tinggal di sekitar wilayah gunung berapi. Namun, sebelum mengetahui tentang manfaat vulkanisme ada baiknya memahami terlebih dahulu apa itu vulkanisme.
Pengertian dan Gejala Vulkanisme
BukuGeologi Tata Lingkungan (2019) menuliskan bahwa vulkanisme merupakan peristiwa yang berkaitan dengan keluarnya magma ke permukaan bumi melalui rekahan kerak bumi atau melalui sebuah pipa sentral yang disebut terusan kepundan atau diatrema. Peristiwa ini dimana biasanya terjadi bersamaan dengan letusan gunung api.
Menurut Koesoemadinata (1997), dalam buku Geologi Tata Lingkungan, gunung api adalah lubang atau saluran yang menghubungkan suatu wadah berisi bahan yang disebut magma.
Sementara itu, menurut Matahamuel (1982), gunung api merupakan suatu bentuk timbulan di muka bumi, pada umumnya berbentuk kerucut raksasa, kerucut terpancung, kubah ataupun bukit yang diakibatkan oleh penerobosan magma ke permukaan bumi.
Peristiwa vulkanisme, menurut bukuPengetahuan Sosial: Geografi (2004), disebut juga sebagai kegiatan kegunungapian karena berhubungan dengan aktivitas magma. Aktivitas magma sendiri terbagi menjadi dua, yakni intrusi magma dan ekstrusi atau erupsi magma.
Instrusi magma adalah kondisi dimana magma berjalan ke atas melewati lapisan-lapisan litosfer, namun tidak sampai ke permukaan bumi. Sementara itu, ekstrusi magma adalah peristiwa keluarnya magma dari dapur magma mencapai permukaan.
Ekstrusi magma Inilah fase yang dinamakan sebagai erupsi atau letusan gunung api. Semakin kuat tekanan gas dari dalam dapur magma, semburan letusan makin kuat.
Setelah terjadi erupsi gunung api, material-material hasil letusan akan terkumpul di kiri kanan kawah kepundan. Kemudian material tersebut membentuk bangunan alam berupa kerucut vulkan yang tingginya beribu-ribu meter.
Gejala awal dari adanya vulkanisme bisa ditandai dengan:
- terdengar gemuruh akibat naiknya magma;
- panas magma menimbulkan asap tebal;
- suhu sekitar kawah naik;
- sumber air mengering;
- tanaman mendadak layu atau kering;
- hewan-hewan turun dari gunung akibat naiknya suhu permukaan tanah.
Manfaat Vulkanisme dan Dampak Positifnya
Peristiwa vulkanisme memberikan dampak positif dan negatif pada lingkungan. Beberapa dampak positif dari vulkanisme menurut laman hukum.uma.ac.id, yakni sebagai berikut:
- Tanah yang dilalui abu vulkanis menjadi subur dan baik untuk bercocok tanam.
- Timbulnya mata air yang mengandung poly mineral.
- Membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sebagai penambang pasir.
- Hutan yang rusak akibat dari letusan akan segera tergantikan dengan pepohonan baru yang membuat suatu ekosistem baru.
- Berpotensi terjadi hujan orografis di daerah vulkanis.
- Batuan yang meluap ketika letusan bermanfaat sebagai bahan bangunan.
- Keluarnya getser atau mata air panas yang baik untuk kesehatan.
- Timbulnya tenaga panas bumi yang beguna untuk pembangkit energi listrik.
- Munculnya sumber mata air bagi pertanian, peternakan, dan sebagainya.
Selain beberapa dampak positif yang telah disebutkan, vulkanisme juga memiliki berbagai manfaat. Berdasarkan bukuPengetahuan Sosial: Geografi (2004), berikut manfaat vulkanisme:
- Sumber dari segala macam mineral-mineral logam dan non logam yang bernilai tinggi, misalnya emas, baja, belerang, tembaga, dan lain sebagainya.
- Terbentuknya areal pertanian dan perkebunan yang subur dengan iklim sejuk dan dapat menghasilkan tanaman yang bervariasi akibat tumpukan vulkanik yang terjadi pada saat erupsi.
- Terbentuknya daerah wisata yang indah dengan panorama gunung api dan kepundan yang aktif, lembah-lembah curam, serta danau kepundan.
- Terbentuknya berbagai jenis batuan yang menjadi bahan galian industri seperti batu andesit, basalt, dan granit.
Penulis: Nirmala Eka Maharani
Editor: Yonada Nancy