Menuju konten utama

Apa Perbedaan Tektonisme, Vulkanisme, dan Seisme?

Perbedaan tektonisme, vulkanisme, dan seisme yang termasuk tenaga endogen.

Apa Perbedaan Tektonisme, Vulkanisme, dan Seisme?
Sejumlah siswa MA KH. Syafi'i melihat alat peraga gunung berapi di Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (29/11/2017). ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra

tirto.id - Lempeng bumi pasti akan selalu bergerak seiring dengan aktivitas bumi, baik dalam dan luar. Dalam hal ini, tenanga yang berasal dari dalam bumi disebut tenaga endogen. Tenaga endogen disebabkan oleh beberapa aktivitas, antara lain tektonisme, vulkanisme, dan seisme.

Aktivitas tektonik adalah aktivitas yang berasal dari pergerakan lempeng-lempeng yang ada pada kerak bumi (litosfer). Menurut Modul Ramaah dengan Alam (2017), tektonisme adalah tenaga dari dalam bumi yang mengakibatkan perubahan letak (dislokasi) atau perubahan bentuk (deformasi) pada lapisan kulit bumi.

Bumi terdiri dari lapisan-lapisan yang memiliki ketebalan yang berbeda serta memiliki bahan dasar yang berbeda pula. Hasil dari tumbukan antar lempeng dapat menghasilkan gempa bumi, pembentukan pegunungan (orogenesa), dan aktivitas magmatis/aktivitas gunung api (vulkanisme).

Pada alam nyata, pengamatan yang dilakukan terhadap kulit bumi sudah tidak lagi terbentuk sesuai lapisan aslinya. Hal ini dipengaruhi perilaku manusia ketika mengolah tanah. Akan tetapi, pada daerah yang baru saja mengalami longsor atau terjadi patahan, maka kita dapat melihat adanya lapisan tanah tersebut.

Tektonisme

Tenaga tektonik bergerak secara horizontal dan vertikal. Berdasarkan luas dan waktu terjadinya, gerakan tektonik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gerak epirogenetik dan gerak orogenetik.

Gerak epirogenetik, adalah gerak atau pergeseran lapisan kerak bumi yang relatif lambat dan berlangsung dalam waktu yang lama, serta meliputi daerah yang luas. Contohnya penenggelaman benua Gondwana menjadi Sesar Hindia.

Sedangkan gerak orogenetik, adalah proses pembentukan pegunungan. Jika dibandingkan gerak epirogenesis, gerak orogenesis meliputi wilayah yang relatif sempit dan dalam waktu yang relatif singkat. Contohnya pembentukan pegunungan-pegunungan yang ada di bumi ini, seperti Pegunungan Andes di Amerika Selatan yang membentang mulai dari Argentina sampai Venezuela.

Vulkanisme

Selain tektonisme, kita juga mengenal pergerakan yang berhubungan dengan pembentukan gunung api yaitu vulkanisme. Vulkanisme merupakan pergerakan magma dari dalam litosfera yang menyusup ke lapisan yang lebih atas atau sampai ke permukaan bumi.

Gerakan magma keluar itu terjadi karena gas yang ada di dapur magma memberikan tekanan yang sangat kuat. Dengan kedalaman besar dapur magma yang sangat bervariasi, magma memaksa keluar dengan menekan batuan sekitar. Dalam hal ini dapur magma letaknya sangat dalam namun ada pula yang dekat dengan permukaan bumi.

Perbedaan letak ini merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan yang terjadi. Pada umumnya, dapur magma yang dalam menimbulkan letusan yang lebih kuat daripada yang letaknya dangkal.

Terdapat dua bentuk gerakan magma, yaitu intrusi magma dan ekstrusi magma. Intrusi magma adalah terobosan magma pada lapisan-lapisan litosfera, tetapi tidak sampai ke permukaan bumi. Dapat dikatakan intrusi magma merupakan proses vulkanisme dengan magma yang masih di dalam perut bumi.

Sedangkan ekstrusi magma dalam istilah vulkanologi disebut erupsi, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi sampai kepermukaan bumi. Proses keluarnya magma ini lah yang sering kita sebut dengan letusan gunung api.

Vulkanisme juga bermanfaat bagi kehidupan manusia, di antaranya sumber energi dalam Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB), sebagai sumber mineral dan bahan galian, serta menjadikan lahan subur untuk keperluan pertanian.

Seisme

Terakhir, seisme atau gempa yang berarti sentakan asli pada kerak bumi sebagai gejala pengiring dari aktivitas tektonisme maupun vulkanisme. Gempa dapat dirasakan dengan adanya getaran.

Bumi seakan digoyang ke samping maupun ke atas bawah. Hal ini disebabkan oleh gelombang gempa yang mencapai jauh dari tempat kita berada. Padahal pusat gempanyakemungkinan jauh dari tempat kita.

Di Indonesia, gempa sangat sering terjadi. Hal ini disebabkan negara kita merupakan pertemuan rangkaian pegunungan Sirkum Pasifik dan Mediterania yang masih aktif. Oleh karena itu, di Indonesia sering terjadi tsunami karena gempa yang terjadi di dalam laut.

Baca juga artikel terkait GEOGRAFI atau tulisan lainnya dari Nika Halida Hashina

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Nika Halida Hashina
Penulis: Nika Halida Hashina
Editor: Dipna Videlia Putsanra