tirto.id - Liburan saat hamil atau biasa disebut dengan istilah babymoon saat ini sudah menjadi gaya hidup dan tren di kalangan masyarakat.
Istilah babymoon pertama kali dikenalkan oleh Sheila Kitzinger, seorang antropolog sosial melalui bukunya The Year After Childbirth: Surviving and Enjoying the First Year of Motherhood di tahun 1994.
Istilah tersebut mulanya merujuk pada waktu pascakelahiran yang dihabiskan antara orangtua dan bayi untuk ‘bulan madu’ setelah melahirkan.
Hingga kini, istilah tersebut berevolusi dan lebih merujuk pada masa-masa liburan yang dijalani pasangan untuk menyambut kelahiran anak pertama.
Kim Green-Spangler dalam Babymoons: One Last Trip Before Baby menyebutkan, babymoon adalah kesempatan untuk menikmati "coupledom" terakhir pasangan suami-istri sebelum akhirnya mengemban tanggung jawab mengasuh anak.
“Kehamilan pertama memang merupakan kesempatan terakhir yang harus dimiliki setiap calon orangtua untuk saling menikmati liburan yang rileks. Babymoon juga dilakukan dalam rangka persiapan untuk menjadi orangtua juga,” kata Spangler.
Sementara National Health Service, Inggris dalam "Is It Safe to Fly While Pregnant" menyarankan, ibu hamil agar tidak melakukan perjalanan di trimester pertama atau sekitar minggu ke 12-15, karena di waktu itu janin masih berkembang dan masih sangat rentan serta risiko keguguran di trimester pertama ini adalah yang terbesar.
Penerbangan juga tidak akan mengizinkan perempuan melakukan penerbangan di minggu ke-36 kehamilan atau minggu ke-32 jika hamil bayi kembar. Sehingga waktu yang disarankan melakukan babymoon adalah minggu ke-18 hingga ke-30.
Lalu, apa saja manfaat babymoon yang bisa didapatkan?
1. Merilekskan pikiran
Saat bayi lahir, tentunya sang ibu akan disibukkan dengan berbagai aktivitas mengurus bayi sepanjang hari. Karenanya, sebelum berkutat dengan semua kesibukan tersebut, tentu ibu butuh rileks dan menenangkan pikiran.
Dengan melakukan babymoon, maka itu akan membuat kebahagiaan dalam diri ibu, jika ibu senang maka akan berpengaruh juga dengan mood yang membuat anak di kandungan merasa kebahagiaan yang sama, demikian seperti diwartakan The Green Parent.
2. Bebas dari gangguan pihak luar
Saat bayi lahir, satu hal yang tak bisa dihindari adalah kunjungan dari keluarga, rekan dan teman-teman yang ingin melihat bayi baru lahir. Selain itu, ibu juga akan sibuk dengan berbagai panggilan telepon dan semacamnya.
Dengan melakukan liburan atau babymoon sebelum melahirkan, tentu ibu akan terhindar dari hal-hal tersebut, karena terbebas dari gangguan pihak luar dengan satu syarat ibu juga harus mematikan semua alat komunikasi dan lebih mengintensifkan hubungan dengan suami.
3. Mempunyai pengalaman sensori
Menciptakan lingkungan yang santai akan membantu calon bayi merasa aman dan terjamin adalah termasuk hal penting.
Saat melakukan babymoon, secara otomatis bisa membuat kedekatan emosional antara ibu, ayah, dan calon bayi. Kedekatan tersebut seperti banyak melakukan kontak dengan bayi di dalam perut atau mengobrol dengan janin.
Karenanya, jika melakukan babymoon, manfaatkanlah momen ini dengan sebaik-baiknya agar ke depan calon ibu dan ayah sudah lebih siap dan lebih baik lagi dalam menyambut kehadiran si kecil.
Editor: Agung DH